SOLOPOS.COM - Pedagang Pasar Mebel Gilingan, Banjarsari, Solo, memindahkan barang-barang dagangan mereka ke pasar darurat di Jl DI Pandjaitan, dekat Pasar Legi Solo, Kamis (19/5/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Pedagang Pasar Mebel Gilingan, Banjarsari, Solo, mulai memenuhi kios-kios darurat yang terletak di sekitar Pasar Legi, Jumat (20/5/2022). Namun, mereka mengeluhkan ukuran kios yang terlalu sempit sehingga menyulitkan untuk memproses produksi maupun displai mebel.

Pengamatan Solopos.com, Jumat (20/5/2022), dua lokasi yang disediakan untuk para pedagang Pasar Mebel Gilingan mulai terisi, meskipun masih belum sepenuhnya. Kedua lokasi itu berada di Jl DI Pandjaitan, Banjarsari. Kedua lokasi berjarak sekitar 100 meter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di lokasi darurat tersebut, pedagang disediakan kios berukuran 3 meter × 3 meter untuk menyimpan sekaligus menjadi area displai barang. Sedangkan untuk melakukan kegiatan seperti finishing hingga pengecatan disediakan area di belakang kios.

Terdapat juga toilet umum yang bisa digunakan di kios darurat Pasar Mebel Gilingan Solo tersebut. Sedangkan untuk aliran listrik sudah tersedia meskipun secara voltase belum bisa digunakan untuk kegiatan seperti mengecat dan memelitur.

Ekspedisi Mudik 2024

Salah satu pedagang yang ditemui Solopos.com, Lestari Solikin, menyebut sudah memindahkan semua barang-barangnya ke kios darurat. Meskipun demikian, ia juga masih menyimpan beberapa mebel di rumahnya karena kios yang disediakan tidak mencukupi.

Baca Juga: Pedagang di Pasar Mebel Gilingan Solo Kesulitan Cari Lokasi Penyimpanan

“Ini sudah dipindah semuanya, barang-barang mebel sudah dibawa ke sini dari Pasar Gilingan. Tapi ada beberapa juga yang diletakkan di rumah karena kalau di sini semua tidak muat,” ujar Lestari.

Lebih lanjut, pedagang yang sudah berjualan di Pasar Mebel Gilingan, Solo, sejak 1971 ini mengaku cukup senang dengan lokasi pasar darurat yang diberikan. Menurutnya, meskipun sempit, lokasinya cukup strategis dan layak.

Kurang Komunikasi

“Ya lokasinya bagus, meskipun sempit, tapi setidaknya tidak bocor, jadi barang-barang mebel aman, lokasinya juga tidak jauh.  Jadi menurut saya layak untuk dijadikan lokasi berjualan,” lanjutnya.

Selain layak, ia juga merasa akan cukup betah dengan lokasi saat ini meskipun hanya sementara sebelum pindah ke lokasi baru yang dibangun Pemkot Solo di lahan bekas Makam Bong Mojo pada 2024 mendatang.

Baca Juga: Pedagang Mebel Gilingan Solo Mulai Pindahkan Barang ke Pasar Darurat

“Kayaknya saya bisa kerasan di sini. Soalnya cukup nyaman juga, meskipun dengar-dengar pasar di Bong Mojo jadi tahun 2024, rasanya bakal lebih betah di sini,” ujar pemilik Mebel Solikin ini.

Pedagang lain, Prihadi, yang juga sudah berjualan di Pasar Mebel Gilingan, Solo, sejak 1971, menyoroti kurangnya komunikasi dari Pemkot Solo dalam proses relokasi itu. “Komunikasi dari Pemerintah Kota Solo minim sekali. Warga juga tidak dibantu dalam relokasi, pindahan akhirnya menggunakan dana pribadi,” ujar Prihadi.

Selain itu, ia menilai pemindahan ke lokasi darurat mestinya tidak perlu dilakukan apabila Pemkot menyelesaikan terlebih dulu lokasi pasar di lahan eks Bong Mojo. Dengan begitu pedagang juga tidak perlu bolak-balik pindah lokasi.

Kesulitan Menyimpan Barang

Seperti Lestari, Prihadi juga mengeluhkan kios yang sempit di pasar darurat sehingga cukup menyulitkan untuk menyimpan barang. “Kiosnya tidak begitu luas. Bagaimana menaruh barang-barang sama proses pengecatan dan memelitur kan butuh tempat juga.” ujarnya.

Baca Juga: Kebakaran Pasar Mebel Solo, Pedagang Minta Tunda Relokasi Ke Bong Mojo

Seperti diberitakan, Pasar Mebel Gilingan Solo sempat terbakar untuk kali keempat pada Selasa (3/5/2022) siang atau pada hari kedua Lebaran. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu namun puluhan kios ludes.

Sebelum pasar tersebut, Pemkot sudah merencanakan untuk merelokasi para pedagang ke pasar darurat karena lahan pasar mebel itu akan dibangun sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) mebel. Sentra IKM itu diproyeksikan menjadi Ikea-nya Solo.

Hanya pedagang yang lolos kurasi yang nantinya menempati sentra IKM tersebut sedangkan lainnya harus pindah ke pasar baru yang akan dibangun Pemkot di lahan bekas Bong Mojo di Jebres.

Untuk mendukung proses pembangunan itu, Pemerintah Kota Solo memberikan tenggat waktu kepada pedagang untuk mengosongkan Pasar Mebel Gilingan paling lambat 20 Mei 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya