SOLOPOS.COM - Ilustrasi PKL CFD Solo. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Sekitar 500 pedagang kaki lima atau PKL CFD Solo yang dipindah ke lokasi pusat kuliner Gladak Langen Bogan (Galabo) belum berjualan hingga sekarang. Mereka berharap bisa kembali menggelar dagangan di citywalk Jl Slamet Riyadi mulai dari Gladag-Ngapeman yang kosong.

Kegiatan Car Free Day (CFD) di Jl Slamet Riyadi setiap Minggu pagi dinilai butuh evaluasi khusus dan penataan ulang setelah vakum selama lebih dari dua tahun akibat pandemi Covid-19. Tidak ada ruang atau space kosong di sepanjang city walk, kecuali dari kawasan Gladag-Ngapeman yang dibiarkan kosong.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sekretaris Paguyuban PKL Gawe Rejo CFD Solo, Eko Adi Nugroho, mengatakan saat penataan ulang PKL CFD, ada 500 pedagang yang dipindah ke Galabo. Sebelumnya, mereka berjualan di city walk zona 1-zona 4.

“Saat ini, mereka tidak berjualan karena relatif sepi pengunjung,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (26/7/2022). Menurut Eko, para pedagang berharap bisa kembali berjualan di city walk area CFD mulai dari kawasan Gladag-Ngapeman.

Setelah pandemi, kawasan itu tidak diperuntukkan pedagang demi kebersihan dan kenyamanan pengunjung CFD. Eko mengaku telah lebih dari dua kali melayangkan surat resmi ke Pemerintah Kota (Pemkot) Solo untuk mencari solusi agar para pedagang bisa kembali berjualan.

Baca Juga: CFD Solo Semrawut, Senam Bersama dan Puluhan Jasa Mainan Dievaluasi

“Sampai sekarang belum ada hasil. Kasihan, para pedagang tak berjualan. Aspirasi kami ya bisa kembali berjualan di Gladag-Ngapeman karena selama ini kosong,” ujarnya.

Eko tak memungkiri butuh penataan ulang PKL yang berjualan di city walk saat kegiatan CFD Solo tiap Minggu pagi. Terutama para pedagang yang berjejer di sekitar Stadion Sriwedari. Mereka berjubel sehingga tak ada ruang bagi pejalan kaki.

Namun demikian, para pedagang berkomitmen menjaga kebersihan dan mengumpulkan sampah setelah kegiatan CFD rampung. “Memang masih ada satu-dua pedagang yang membandel membuang sampah sembarangan. Bagi saya, itu hal lumrah karena jumlah pedagang mencapai sekitar 2.000 orang,” ujarnya.

Baca Juga: CFD Solo Ramai Pengunjung, Begini Suasana Area Berjualan PKL

Semrawut dan Kemruyuk

Presiden Republik Aeng-Aeng yang juga pegiat CFD Solo, Mayor Haristanto, mengatakan area atraksi di lajur utara jalan tak lagi bebas seperti pada beberapa tahun lalu. Area atraksi berimpitan langsung dengan pelaku usaha jasa mainan dan sejenisnya.

Jumlah pelaku usaha jasa mainan dan sejenisnya kian menjamur. Kondisi ini, menurut Mayor, dampak penutupan zona PKL di city walk mulai dari Gladag-Ngapeman saat CFD Solo.

“Kegiatan CFD sekarang tak jauh beda dengan pasar tiban. Semrawut dan kemruyuk. Saya mengusulkan agar area PKL di zona 1-zona 4 CFD dibuka karena area atraksi selalu berdampingan dengan PKL,” katanya.

Baca Juga: Disdag Solo Belum Buka Pendaftaran PKL Baru CFD, Ternyata Ini Alasannya

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Dishub Solo, Ari Wibowo, mengatakan bakal berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan (Disdag) Solo untuk menata ulang PKL di area CFD.

Ari tak memungkiri semakin bertambahnya pelaku usaha yang menawarkan dagangan berimplikasi pada kegiatan CFD yang kian semrawut. Sebelumnya Dishub juga berencana mengevaluasi kegiatan senam bersama yang kerap memakan badan jalan dan pelaku usaha jasa mainan yang jumlahnya mencapai puluhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya