SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum DPP Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto (kanan) memberikan keterangan pers seusai melakukan pertemuan di teras belakang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/11/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Widodo S. Jusuf)

PKS-Gerindra ingin membentuk poros melawan Jokowi di Pilpres 2019, namun capresnya belum pasti Prabowo Subianto.

Solopos.com, JAKARTA — Politikus Almuzzammil Yusuf memastikan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan berkoalisi dengan Partai Gerindra. Karena itu, mereka menutup peluang Joko Widodo (Jokowi) sebagai satu-satunya calon presiden pada Pilpres 2019.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Almuzzammil, dengan berkoaliasi bersama Partai Gerindra, kedua parpol sudah mengantongi 113 kursi di parlemen atau di atas 20% syarat raihan suara nasional. Karena alasan itulah, ujar Almuzzammil, kedua parpol siap untuk berhadapan dengan sedikitnya lima partai politik yang sudah menyatakan mendukung Presiden Jokowi untuk Pilpres 2019.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami dengan pak Prabowo sudah menyatakan berserikat, sebagaimana pada sejumlah pilkada terlepas dari sikap partai lainnya,” ujarnya dalam satu diskusi bertajuk Peluang Dua Pasang Calon Presiden Selain Poros Jokowi di Gedung DPR, Kamis (22/3/2018).

Akan tetapi, Almuzzammil tidak mau berspekulasi apakah capres yang dimaksud untuk kedua parpol itu adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Baca juga: Inilah Isi Novel “Ghost Fleet”, Sumber Pidato Prabowo Tentang Indonesia Bubar 2030.

Almuzammil meyakini dengan majunya pasangan capres dari koalisi itu maka akan sulit terbentuk poros ketiga. Pasalnya, agak sulit untuk membuat koalisi PKB, PAN dan Partai Demokrat sebagai parpol yang tersisa untuk membentuk poros ketiga.

Sementara itu, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan poros Jokowi bisa terancam kalau ada tidak poros calon presiden. Pasalnya, dua penantang yang kalah pada tahap pertama pemilihan presiden akan sulit untuk bergabung dengan sang pemenang jika Jokowi yang menanag.

Pangi menganalogikan tiga poros itu sebagaimana terjadi di Pilkada DKI Jakarta. Saat itu, petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menang babak pertama tidak mampu bertahan di babak kedua karena kecenderungan dua pasangan yang kalah akan bergabung menghadapi petahana.
“Jadi poros Jokowi akan terancam kalau ada tiga poros,” ujar Direktur Voxpol Center itu dalam diskusi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya