SOLOPOS.COM - Komunitas Juru Bicara (Jubir) Persatuan Merah Putih 2019 mengadakan jumpa pers di Sala View Hotel, Selasa (20/3/2018) siang. (Ivan Andimuhtarom/JIBI/Solopos)

Komunitas Jubir Persatuan Merah Putih mengusulkan 12  nama tokoh alternatif untuk presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2019.

Solopos.com, SOLO — Komunitas Juru Bicara (Jubir) Persatuan Merah Putih 2019 mengusulkan 12 nama tokoh alternatif untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia dalam Pemilu 2019.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kelompok yang terdiri atas para mantan aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia tersebut menginginkan agar Presiden Indonesia Pemilu 2019 bukan Jokowi, bukan pula Prabowo. Mereka berupaya memunculkan calon alternatif sehingga keterbelahan masyarakat yang terjadi setelah Pemilu 2014 bisa terkikis.

Para tokoh tersebut adalah G.K.R. Mangkubumi, Ilham Akbar Habibie, Muhammad Prananda Prabowo, Agus Harimurti Yudhoyono, Anis Mataa, Fahri Hamzah, Ahmad Heryawan, Mardigu Wowiek Prasantyo, Tri Risma Harini, T.G.H. Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB), Gatot Nurmantyo, dan Zulkifli Hasan.

Salah satu inisiator Komunitas Juru Bicara (Jubir) Persatuan Merah Putih 2019, M. Ikhlas Thamrin, dalam jumpa pers di Sala View Hotel, Selasa (20/3/2018), mengatakan komunitas tersebut diinisiasi para aktivis BEM se-Indonesia seperti dirinya (Solo), Mursyid Adi Wijaya (Jogja), Tamrin Kurniawan (Solo), Johan Khan (Bandung), Rusman Nuryaman (Surabaya), dan Kiagus Firdaus (Bandung).

Mereka gelisah dengan kondisi masyarakat yang terbelah setelah Pemilu 2014 menjadi kubu pro Jokowi dan pro Prabowo. Kondisi keterbelahan bukannya menyurut tetapi malah semakin tajam menjelang Pemilu 2019, khususnya di media sosial.

“Kami khawatir terbelahnya masyarakat dimanfaatkan pihak-pihak yang ingin Indonesia terpecah sehingga merembet ke perpecahan bangsa Indonesia. Masalah pembelahan by design atau tidak, kami tidak tahu. Daripada semakin terperosok dalam perpecahan, kami membangun gagasan dan arus baru untuk mengakhiri pembelahan di masyarakat,” kata mantan Presiden BEM UNS Solo tersebut.

Dia ingin momentum Pemilu 2019 menjadi momen mempersatukan seluruh anak bangsa sehingga komunitas itu memunculkan 12 sosok alternatif di luar Jokowi dan Prabowo. Mereka menginginkan sosok pemimpin yang mampu mempersatukan segenap elemen bangsa.

“Dua belas tokoh itu muncul setelah kami berdiskusi internal dan berdiskusi dengan banyak tokoh serta stakeholders. Kami tegaskan kami bukan lembaga survei atau partisan, tetapi gerakan ini muncul karena kegelisahan kekhawatiran terhadap situasi Indonesia,” kata dia.

Ia menyebut konferensi pers hari itu hanyalah langkah awal. Mereka berkomitmen menempatkan jubir-jubir di tiap kota yang dapat mengampanyekan pemimpin bervisi mempersatukan dan yang jelas bukan Jokowi, bukan pula Prabowo.

“Setelah hari ini kami akan berkomunikasi dengan 12 tokoh. Pada 20 Mei 2018, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional dan 20 tahun reformasi, kami akan meminta 12 tokoh tersebut jadi juru bicara persatuan merah putih sekaligus menyatakan kesiapan mereka jadi pemimpin alternatif,” paparnya.

Selain itu, Jubir Persatuan Merah Putih 2019 akan berkomunikasi dengan partai politik (parpol) sebagai institusi yang dapat mencalonkan kandidat Presiden dan Wakil Presiden. Meski terkesan mepet, ia optimistis masih ada peluang mengubah keputusan parpol karena politik sangat dinamis.

Mursyid Adi Wijaya mengatakan 12 tokoh itu muncul setelah mereka berdiskusi secara intens selama enam bulan terakhir. Nama-nama itu memang murni hasil diskusi dan tidak memerhatikan status elektabilitas seseuai data lembaga survei.

“Misalnya Mardigu Wowiek Prasantyo. Nama itu memang tidak terlalu dikenal dibanding tokoh lain. Tapi itu adalah hasil diskusi,” kata dia menambahkan.

Inisiator lainnya, Tamrin Kurniawan, menyatakan walau mepet dengan waktu pendaftaran calon Presiden/Wakil Presiden, gerakan itu tetap berjalan untuk memberi kesadaran kepada masyarakat bahwa sebenarnya ada alternatif visi untuk Indonesia jangka panjang.

Ia menilai jika gagasan itu sampai ke masyarakat, mereka akan punya kesadaran dalam menentukan pilihan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya