SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyortiran surat suara (JIBI/Solopos/Dok.)

Harianjogja.com, BANTUL—Surat suara Pilpres yang dikirim ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bantul melebihi jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Kelebihan surat suara itu dinilai rawan disalahgunakan untuk menggelembungkan perolehan suara salah satu pasangan capres-cawapres di Pilpres 9 Juli mendatang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Komisioner KPU Bantul Divisi Logistik Didik Joko Nugroho mengatakan, surat suara yang diterima KPU dari percetakan melebihi jumlah yang seharusnya.

Surat suara yang harusnya diterima KPU Bantul yaitu sebanyak 734.437 lembar sesuai jumlah DPT di wilayah ini. Surat suara itu dibagi ke dalam 367 boks. Satu boks harusnya berisi masing-masing 2.000 lembar surat suara.

Namun kenyatannya setelah dihitung, satu boks berisi lebih dari 2.000 lembar surat suara. “Ada yang jumlahnya 2.004 lembar, ada yang 2.012 lembar, ada yang kelebihan lima lembar,” terang Didik Jumat (4/7/2014).

Kendati di sisi lain juga ditemukan beberapa boks yang isinya tidak sampai 2.000 lembar surat suara atau hanya sekitar 1.900-an lembar. Namun dari hitungan sementara, total surat suara yang KPU terima masih berlebih.

KPU kata dia kini masih memastikan berapa total kelebihan surat suara tersebut. “Ini sampai sekarang kami masih hitung total lebihnya berapa,” ujarnya.

Itu pula kenapa, KPU belum mengajukan surat suara tambahan ke KPU pusat untuk mengganti sebanyak 1.200 lebih surat suara rusak alias tidak dapat digunakan saat Pilpres.

Bila kelebihan surat suara yang tengah dihitung itu cukup besar sehingga mampu menutupi kekurangan 1.200 surat suara rusak, maka KPU Bantul akan membatalkan pengajuan penambahan surat suara ke KPU pusat. Namun bila sebaliknya, kelebihan surat suara tersebut jumlahnya sedikit, maka pengajuan akan dilakukan.

Didik menambahkan, penyebab berlebihnya surat suara yang dikirim percetakan itu disebabkan kesalahan teknis bukan karena kesengajaan agar surat suara berlebih itu dapat digunakan tidak sesuai peruntukannya.

“Saya rasa ini kesalahan teknis dari percetakan saja, sebab dulu waktu Pemilu Legislatif juga pernah ditemukan kelebihan seperti ini,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya