SOLOPOS.COM - Pertemuan Pengurus PCNU Kabupaten Klaten Periode 2014-2019, Senin (30/6/2014) petang. (JIBI/Solopos/Chrisna Canis Cara)

Solopos.com, KLATEN—Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU) meminta warga NU memainkan politik tingkat tinggi dalam konstelasi pemilihan presiden (pilpres) 2014. Politik tingkat tinggi yang dimaksud adalah politik santun dan beretika.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Syuriah (Rais Aam) PBNU, Malik Madaniy, dalam pertemuan pengurus PCNU Kabupaten Klaten  periode 2014-2019, Senin (30/6/2014), petang. “Warga NU harus mampu berpolitik etis, high politic (politik tingkat tinggi). Tidak menghalalkan segala cara,” ujarnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Malik mengatakan melalui politik tingkat tinggi, NU tak sekadar menjaga dinamika pemilihan umum. Lebih dari itu, organisasi diharapkan mampu memberi pencerahan umat dan membantu pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat. Malik mengatakan politik kenegaraan, politik kerakyatan dan politik yang santun menjadi pilar high politic. “Tujuan yang baik harus dicapai dengan cara yang baik,” tuturnya.

Pihaknya mengaku prihatin dengan maraknya kampanye hitam (black campaign) yang berseliweran belakangan. Menurut Malik, kampanye tersebut rentan menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat termasuk umat Islam. Malik menilai sebagian umat masih belum cerdas menyikapi kampanye hitam.

“Padahal sebagai muslim mestinya mampu memilah informasi. Jangan langsung memvonis sesuatu. Hal ini disampaikan dalam salah satu ayat Alquran,” kata dia.

Sementara itu, Rais Syuriah PCNU Klaten, Mukhlis Hudaf, menegaskan NU Klaten tidak memihak dalam Pilpres 2014. Pihaknya meminta warga NU tidak mengatasnamakan institusi dalam memberikan dukungan kepada calon presiden tertentu. Hal itu ditegaskan dalam Surat Edaran PBNU tertanggal 2 Juni 2014.

“NU sebagai organisasi sosial kemasyarakatan memilih jalur netral. Namun, kami tetap mengimbau warga nahdliyin agar cerdas menggunakan hak pilih,” tuturnya.

Lebih jauh, Muklis mendorong kaum nahdliyin menghindari kampanye hitam maupun politik uang (money politics). Mukhlis menegaskan wajib hukumnya memilih calon pemimpin yang bermain bersih. “Kalau sudah tergiur money politics, jangan berharap mendapat pemimpin yang jujur dan adil,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya