SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO — Keseriusan Pemkot Solo melindungi car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi dari kegiatan yang berbau politis dipertanyakan. Setelah sebelumnya sempat mempersulit aksi dukung Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi presiden, pertengahan Januari, kegiatan serupa kembali terjadi Minggu (9/2/2014). Intensitasnya bahkan meningkat dibanding aksi sebelumnya.

Pantauan Solopos.com Minggu pagi, terdapat dua kelompok yang menyuarakan Jokowi sebagai capres dalam Pilpres 2014. Kelompok pertama yakni Relawan Jokowi (Rejo) Semut Ireng membawa sekitar 600 peserta aksi di ruang bebas asap kendaraan tersebut. Tak hanya berorasi, mereka membawa iring-iringan kesenian seperti Turangga Seta dari Boyolali dan Jathilan dari Jogja.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam kesempatan itu, mereka juga mendeklarasikan dukungannya kepada Jokowi di panggung depan Ndalem Wuryoningratan. “Kami berasal dari elemen pengrajin rotan, pengrajin tahu, tukang becak, tukang ojek, pengrajin batik dan organisasi kepemudaan. Dukungan kami solid untuk Jokowi,” ujar Ketua Semut Ireng, Paulus Ekanto, di sela-sela aksi.

Tak lama setelah Rejo Semut Ireng melintas, aksi dukung Jokowi yang dikomando Posko Center Rakyat Jokowi for President 2014 turut “menjajah” CFD. Hanya, kegiatan tersebut tak sampai melibatkan ratusan massa. Fenomena ini kontan menyulut antipati pengunjung CFD.

Seorang pengunjung, Latief, 32, menilai pengerahan massa dengan kepentingan politis harusnya dibatasi di CFD. Dia menyebut aksi tersebut rawan merugikan warga lain yang mengakses CFD. Latief pun menunjuk aksi Semut Ireng yang hampir menutup badan jalan. Di lokasi acara, Semut Ireng membuat panggung dangdut untuk menghibur warga.

“Kalau bikin acara ya perhatikan kepentingan lainnya,” cetus dia. Keluhan serupa dilontarkan warga lain, Desi, 29. “Sudah nutup jalan, buang sampah sembarangan lagi.”

Paulus mengatakan pihaknya sudah mematuhi prosedur yang berlaku. “Kami sudah izin juga, semuanya lancar,” ujar dia. Hal senada dikatakan Ketua Posko Center Rakyat, Agus Widiarto. “Sudah ada izinnya.”

Kepala Dishubkominfo, Yosca Herman Soedrajad, selaku pengelola CFD, belum dapat dihubungi hingga Minggu sore. Sebelumnya, Yosca berkomitmen melarang kegiatan politik maupun yang nyerempet ranah politik di CFD. Yosca beralasan CFD telah dideklarasikan sebagai ruang yang bersih dari kepentingan politik tertentu. “Bungkusnya seni atau sosial tapi nyatanya politik. Ini yang harus diwaspadai,” ujarnya kala itu.
Chrisna Chanis Cara

PILPRES 2014 : Aksi Politis Pendukung Jokowi Kembali Hinggapi CFD Solo

 

Solopos.com, SOLO — Keseriusan Pemkot Solo melindungi car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi dari kegiatan yang berbau politis dipertanyakan. Setelah sebelumnya sempat mempersulit aksi dukung Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi presiden, pertengahan Januari, kegiatan serupa kembali terjadi Minggu (9/2/2014). Intensitasnya bahkan meningkat dibanding aksi sebelumnya.

 

Pantauan Solopos.com Minggu pagi, terdapat dua kelompok yang menyuarakan Jokowi sebagai capres dalam Pilpres 2014. Kelompok pertama yakni Relawan Jokowi (Rejo) Semut Ireng membawa sekitar 600 peserta aksi di ruang bebas asap kendaraan tersebut. Tak hanya berorasi, mereka membawa iring-iringan kesenian seperti Turangga Seta dari Boyolali dan Jathilan dari Jogja.

 

Dalam kesempatan itu, mereka juga mendeklarasikan dukungannya kepada Jokowi di panggung depan Ndalem Wuryoningratan. “Kami berasal dari elemen pengrajin rotan, pengrajin tahu, tukang becak, tukang ojek, pengrajin batik dan organisasi kepemudaan. Dukungan kami solid untuk Jokowi,” ujar Ketua Semut Ireng, Paulus Ekanto, di sela-sela aksi.

 

Tak lama setelah Rejo Semut Ireng melintas, aksi dukung Jokowi yang dikomando Posko Center Rakyat Jokowi for President 2014 turut “menjajah” CFD. Hanya, kegiatan tersebut tak sampai melibatkan ratusan massa. Fenomena ini kontan menyulut antipati pengunjung CFD.

 

Seorang pengunjung, Latief, 32, menilai pengerahan massa dengan kepentingan politis harusnya dibatasi di CFD. Dia menyebut aksi tersebut rawan merugikan warga lain yang mengakses CFD. Latief pun menunjuk aksi Semut Ireng yang hampir menutup badan jalan. Di lokasi acara, Semut Ireng membuat panggung dangdut untuk menghibur warga.

 

“Kalau bikin acara ya perhatikan kepentingan lainnya,” cetus dia. Keluhan serupa dilontarkan warga lain, Desi, 29. “Sudah nutup jalan, buang sampah sembarangan lagi.”

 

Paulus mengatakan pihaknya sudah mematuhi prosedur yang berlaku. “Kami sudah izin juga, semuanya lancar,” ujar dia. Hal senada dikatakan Ketua Posko Center Rakyat, Agus Widiarto. “Sudah ada izinnya.”



 

Kepala Dishubkominfo, Yosca Herman Soedrajad, selaku pengelola CFD, belum dapat dihubungi hingga Minggu sore. Sebelumnya, Yosca berkomitmen melarang kegiatan politik maupun yang nyerempet ranah politik di CFD. Yosca beralasan CFD telah dideklarasikan sebagai ruang yang bersih dari kepentingan politik tertentu. “Bungkusnya seni atau sosial tapi nyatanya politik. Ini yang harus diwaspadai,” ujarnya kala itu.(Chrisna Chanis Cara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya