SOLOPOS.COM - Penari menampilkan tari sufi pada acara Iftar dan Festival Ramadan 1445 H di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Selasa (26/3/2024). (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO— Keberadaan tol dana semakin beragamnya destinasi wisata, berdampak pada peningkatan kunjungan wisata di Solo dan sekitarnya.

Hal itu didukung dengan karakter wisatawan yang akan lebih senang ketika mengunjungi satu daerah atau kawasan namun bisa menemukan banyak destinasi yang bisa dikunjungi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua DPC PHRI Surakarta, Joko Sutrisno, dalam Webinar Series Spesial Ramadan 2024: Berwisata di Hari Kemenangan, yang disiarkan di Espos Live, Kamis (28/3/2024), menyampaikan dengan adanya jalur tol yang melintas di Soloraya, menjadikan Solo dan sekitarnya lebih banyak diakses masyarakat luar kota.

Di sisi lain semakin beragamnya destinasi wisata di suatu daerah, juga akan berdampak pada tingkat kunjungan. Sebab dengan begitu wisatawan akan diberikan banyak pilihan.

“Apalagi karakter destinasi wisata itu connecting. Jadi [umumnya para wisatawan] setelah ini kemana, setelah itu kemana. Semakin banyak destinasi di kota itu semakin luar biasa lonjakan pengunjung karena ada banyak pilihan,” kata dia.

Dia mengatakan keberadaan destinasi baru tidak akan mematikan destinasi lama yang sudah lebih dulu muncul. Justru akan berlaku sebaliknya. Dia mencontohkan dengan adanya Masjid Sheikh Zayed di Solo, maka destinasi yang sudah ada lebih dulu, seperti Waduk Cengklik Park yang dia kelola yang lokasinya ada di Kabupaten Boyolali maupun Bukit Sekipan di Tawangmangu, jumlah kunjungannya meningkat sekitar 30%.

Belum lagi saat ini di Solo sekarang juga ada Solo Safari, Pracima Tuin, Waterboom, kemudian yang masih dalam penataan ada Taman Balekambang, tentu akan lebih memberikan warna dan pilihan bagi wisatawan. Kemudian ketika destinasi yang bisa dikunjungi hinga malam hari semakin banyak, seperti ada Lokananta, Night Market Ngarsopuro dan lainnya, juga akan jadi daya tarik pemudik.

Ketika ada wisata malam, tentu akan berdampak ke hotel juga karena wisatawan butuh penginapan. Belum lagi dengan perkembangan destinasi wisata yang ada di Kabupaten lain di sekitar Solo, seperti Karanganyar, Boyolali, Sragen, Sukoharjo, Klaten hingga Wonogiri. Dia mengatakan saat ini length of stay di Solo sudah meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Kenaikan mungkin sekitar 20%. Dulu Solo mungkin hanya sebagai ampiran, namun kalau tadinya mampir hanya sehari jadi dua hari. Sekali lagi, jalan tol juga berpengaruh,” kata dia.

General manager Operasional Saloka Theme Park, Johannes Harwanto, dalam acara itu juga mengatakan jika para pengunjung luar kota, biasanya untuk efektivitas perjalanan, mereka tidak hanya tertuju pada satu destinasi. Guna mengoptimalkan waktu luang, serta untuk mendapatkan banyak pengalaman di berbagai destinasi.

“Memang kunci perkembangan industri wisata adalah pertumbuhan semua sarana pariwisata, baik destinasi akomodasi, transportasi dan kuliner. Dengan begitu siapapun yang datang ke Saloka pasti akan mencari tempat lain entah itu untuk kuliner, untuk menginap atau menambah destinasi. Ini tentunya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi lebih besar,” jelas dia.

Dia menyampaikan saat ini pasar atau pengunjung Saloka Theme Park, yang berlokasi di antara Solo dan Semarang, berasal dari berbagai daerah mulai dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogja hingga Jawa Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya