SOLOPOS.COM - Wali Kota, F.X. Hadi Rudyatmo, dan Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Pilkada Solo 2015 diyakini tetap menjadi milik calon dari PDIP. Namun rival masih punya celah jika hendak mengimbangi.

Solopos.com, SOLO — Pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Didik G. Suharto, memprediksi dominasi calon kepala daerah PDIP sulit dikalahkan dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada) 2015. Namun Didik menilai masih ada celah bagi Koalisi Solo Bersama (KSB) untuk mengimbangi PDIP.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Kuncinya di pengelolaan isu strategis,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (28/6/2015).

Didik mengatakan pengelolaan isu perkotaan sangat diperlukan KSB mengingat tiga calon wakil wali kota (cawawali) mereka yakni M. Fajri (politikus Partai Keadilan Sejahtera), M. Taufiq (pengacara) dan Umar Hasyim (Wakil Ketua DPRD Solo) dinilai sulit menandingi figur pasangan PDIP, F.X. Hadi Rudyatmo-Achmad Purnomo.

Didik menyarankan cawali KSB, Anung Indro Susanto, mulai berpikir masak mengenai isu yang bisa dilancarkan untuk menyaingi pasangan petahana. “Kapasitas dan popularitas tiga cawawali KSB relatif seimbang jika disandingkan Anung. Sulit berharap menyaingi Rudy-Purnomo kecuali ada blunder petahana,” tutur dosen Administrasi Negara tersebut.

Menurut Didik kesenjangan pembangunan zaman Wali Kota Joko Widodo (Jokowi) dengan kepemimpinan Rudy saat ini bisa menjadi entry point KSB. Dia mengatakan elektabilitas juga bisa terdongkrak dengan memainkan isu yang menyasar swing voter dan pemilih pemula.

“Meski usia pasangan KSB tak lagi muda, mereka tetap bisa merangkul kalangan muda dengan programnya yang inovatif. Ini akan lebih elegan dibanding KSB memainkan sentimen keagamaan. Meski saat ini politik tradisional seperti itu masih berlaku di sebagian masyarakat.”

Didik mengatakan KSB harus mengerahkan sekuat tenaga pasangan maupun soliditas partai untuk memaksimalkan pengelolaan isu. Sebab ia membaca PDIP sangat efektif dan taktis dalam penggalangan massa. Upaya merangkul Nasdem dan Hanura dinilai Didik sebagai langkah jitu pengamanan kemenangan. “PDIP sedang berupaya menutup sekecil apapun peluang kekalahan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya