SOLOPOS.COM - Wakil Ketua DPRD Kota Solo Umar Hasyim (kanan), dan Ketua Pengurus Masjid Agung Solo Slamet Abi (kiri) mengecek kondisi naskah kuno di Perpustakaan Masjid Agung Solo, Senin (17/11/2014). Naskah kuno peninggalan pada masa kekuasaan Paku Buwono (PB) X tersebut beberapa bagiannya rusak dimakan rayap. Kemungkanan usia naskah kuno tersebut mencapai 90 tahun. (Dok/JIBI/Solopos)

Pilkada Solo 2015 diwarnai mundurnya salah satu calon wakil wali kota, Umar Hasyim, dari bursa.

Solopos.com, SOLO — Langkah Ketua DPD Partai Amanat Nasiona (PAN) Solo, Umar Hasyim, untuk mundur dari bursa calon wakil wali kota (cawawali) di Koalisi Solo Bersama (KSB) sudah mantap. Umar menyiapkan surat pengunduran diri dan segera memberikan surat itu kepada pimpinan KSB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Surat pengunduran diri itu sempat ditunjukkan Umar kepada Solopos.com di ruang kerjanya, Rabu (1/7/2015). Surat pengunduran diri tersebut masih bersifat pribadi. Umar akan membawa surat itu dalam rapat pengurus harian DPD PAN Solo untuk meminta persetujuan dari partai, Rabu malam. Umar tak ingin mengecewakan PAN yang sudah memberi mandat kepadanya sebagai cawawali KSB. Umar akan menyerahkan mandat itu kepada DPD PAN.

“Saya tinggal menunggu hasil rapat DPD PAN nanti malam. Kalau partai menyetujui, saya segera kirimkan surat resmi pengunduran diri ke KSB atas nama pribadi dan kelembagaan partai. Selain itu, kami masih terus berkonsultasi kepada sejumlah tokoh masyarakat di Solo terkait dengan pengunduran diri saya,” kata Umar.

Ketua 1 KSB, Sugeng Riyanto, belum bisa mengambil langkah apa pun terkait sikap Umar Hasyim. Rapat pimpinan KSB yang semula dijadwalkan Selasa (30/6/2015) malam ternyata ditunda hingga Rabu (1/7/2015) malam karena faktor fisik para pimpinan KSB yang tidak memungkinkan.

“Ya, sebenarnya masalah itu lebih cepat lebih baik untuk diselesaikan. Kami memang mengagendakan tadi malam [Selasa]. Tapi teman-teman KSB masih capai karena dari tugas luar kota maka rapat baru diadakan nanti malam. Ya, mudah-mudahan ada jalan keluar,” harap Sugeng saat ditemui Espos secara terpisah.

Lembaga Survei

Sugeng juga menyinggung lembaga survei yang digandeng KSB. Sugeng mengatakan lembaga survei itu dikelola akademisi dari Universitas Slamet Riyadi (Unisri) tetapi bukan atas nama kelembagaan perguruan tinggi. Sebelumnya, Sugeng sempat menyebut lembaga survei itu berasal dari Unisri. “Jadi atas nama perseorangan. Ya kalau tidak salah Pak Suwardi pengelolanya,” ujar Sugeng.

Sementara itu, Kepala Humas Unisri, Suharno, menyatakan Unisri secara kelembagaan tidak bekerja sama dengan KSB dalam survei cawawali KSB. Suharno mengakui ada salah satu akademisi yang memiliki lembaga survei mandiri, yakni Soloraya Polling. “Yang jelas Unisri secara institusi tidak bekerja sama dengan KSB,” kata dia kepada Espos, Rabu.

Salah satu akademisi Unisri, Suwardi, mengakui bila Soloraya Polling merupakan lembaga miliknya. Dia menyatakan Soloraya Polling tidak ada kaitannya dengan Unisri. Suwardi juga membantah bila Soloraya Polling bekerja sama dengan KSB dalam survei cawawali. Padahal Sekretaris KSB Supriyanto sempat menyampaikan kepada wartawan survei cawawali KSB menggunakan lembaga survei yang bernama Soloraya Polling.

“Saya tidak bekerja sama dengan KSB. Soal siapa klien saya tidak perlu saya sampaikan karena harus ada izin yang bersangkutan. Lembaga survei saya memang terlibat dalam survei pilkada. Lembaga saya sering survei politik sejak 2006,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya