SOLOPOS.COM - Mobil Water Canon Polres Madiun Kota menyemprotkan air untuk membubarkan massa yang hendak merusak gedung KPU Kota Madiun dalam simulasi pengamanan Pilkada 2018 yang diselenggarakan Polres setempat di Jl. Pahlawan Kota Madiun, Kamis (11/1/2018). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Pilkada Madiun 2018, sebanyak 1.300 personel gabungan mengikuti simulasi pengamanan pilkada.

Madiunpos.com, MADIUN — Ketegangan terjadi setelah KPU Kota Madiun menetapkan pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Madiun yang memenangkan Pilkada 2018. Seribuan pendukung paslon yang kalah menyerbu kantor KPU karena tidak terima paslon yang dijagokan kalah dalam pilkada serentak itu, Kamis (11/1/2018).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seribuan pendukung salah satu paslon langsung berada di depan kantor KPU dan menyatakan tidak terima atas hasil pilkada. Saat pihak KPU mencoba memediasi, massa tetap tidak terima dan mendesak supaya pemilihan dihitung ulang.

Permintaan itu pun tidak dipenuhi karena pasangan walikota dan wakil walikota pemenang pilkada sudah diumumkan. Massa semakin beringas dan hendak mengacak-acak kantor KPU. Tidak lama setelah itu, puluhan polisi datang untuk menghentikan aksi massa ini.

Bukannya bubar, massa pun tambah beringas dan melempari petugas menggunakan barang yang ada di sekitarnya. Petugas kepolisian sempat kewalahan menghadapi massa yang semakin beringas. Hingga akhirnya puluhan pasukan Dalmas Polres Madiun Kota lengkap dengan tamengnya maju ke barisan paling depan untuk menghalau serangan warga.

Lagi-lagi warga yang terlalu banyak tidak bisa dibubarkan. Bahkan mereka sampai membakar ban dan kembang api yang menimbulkan asap sangat pekat. Polisi kemudian menembakkan gas air mata ke tengah massa. Bukannya bubar, massa tetap melempari petugas dengan benda-benda yang ada di sekelilingnya.

Hingga akhirnya satu unit water canon dikerahkan untuk membubarkan massa. Beberapa kali air disemprotkan membuat massa kalang kabut dan membubarkan diri. (baca: Fix, Pilwakot Madiun Diikuti 3 Pasangan Cawali-Cawawali)

Kejadian di atas merupakan adegan dalam simulasi pengamanan Pilkada 2018 yang diselenggarakan Polres Madiun Kota di Jl. Pahlawan Kota Madiun. Sebelum adegan bentrok, beberapa adegan lainnya diperagakan dalam pengamanan pilkada.

Misalnya saat salah satu pasangan calon ada yang diculik penjahat. Petugas kepolisian mengejar penjahat itu dengan beberapa adegan heroik saat menghajar penjahat. Baku hantam antara polisi dan penjahat pun tidak bisa dihindari. Setelah itu dua penjahat itu bisa dibekuk dan langsung dibawa ke Mapolres setempat.

Pengamanan juga dilakukan di kantor KPU dan TPS yang menjadi tempat rawan selama masa pilkada. Kapolres Madiun Kota, AKBP Sonny Mahar Budi Adityawan, mengatakan kegiatan ini merupakan simulasi skenario pengamanan pilkada 2018. Simulasi ini untuk mengetahui ancaman dan gangguan yang muncul saat setiap tahapan pilkada.

“Ini juga sebagai analisa ancaman dan gangguan yang muncul setiap tahapan pilkada. Ini sebagai gambaran kondisi saat pilkada,” kata dia kepada wartawan.

Sonny menuturkan ada 1.300 personel gabungan dari Polri, TNI, dan linmas. Di setiap tahapan pilkada memiliki tingkat kerawanan yang berbeda-beda. Namun, tahapan yang menjadi perhatian yaitu pemungutan suara, kampanye terbuka, dan pengumuman pemenang.

“Saat ini teridentifikasi ada delapan TPS yang rawan intimidasi dan rawan kriminalitas. TPS ini yang menjadi perhatian kami,” ujar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya