SOLOPOS.COM - Lambang Nahdlatul Ulama (NU). (bawean.net)

Pilkada serentak 2018 diwarnai keikutsertaan dua tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sebagai peserta Pilgub Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG — Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah membebaskan para nahdliyin dalam menentukan pilihan politik mereka dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Jateng 2018. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jateng 2018 diwarnai keikutsertaan dua tokoh NU sebagai peserta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagaimana diberitakan Semaranpos.com, Pilkada Jateng 2018 diikuti Taj Yasin Maimoen, putra ulama karismatik asal Jepara, K.H. Maimoen Zubair—yang kerap pula dieja namanya sebagai Maimun Zubair—alias Mbah Moen, serta Ida Fauziyah—yang kerap pula dieja namanya sebagai Ida Fauziah itu, mantan ketua umum Pengurus Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama. Keduanya menjadi calon wakil gubernur dari dua calon gubernur dalam pilkada atau Pilgub Jateng 2018, yakni Ganjar Pranowo dan Sudirman Said.

Ekspedisi Mudik 2024

“Warga NU kami bebaskan untuk menentukan pilihan politiknya pada Pilgub Jateng 2018,” kata Ketua PWNU Jawa Tengah Abu Hapsin di Kota Semarang, Jateng, Rabu (10/1/2018).

Ia tak menyangkal Taj Yasin atau Gus Yasin dan Ida Fauziyah yang maju sebagai calon gubernur dalam Pilgub Jateng 2018 itu adalah nahdliyin atau warga Nahdlatul Ulama. Bahkan, Hapsin menganggap keikutsertaan dua warga NU dalam pilkada atau Pilgub Jateng 2018 itu sebagai berkah yang menguntungkan bagi semua pihak.

Namun diingatkannya bahwa dalam konteks pilkada, posisi kedua tokoh NU itu sebenarnya berada pada jalur partai politik sehingga berada di luar jalur NU. Karena itulah, PWNU Jateng melarang Taj Yasin atau Gus Yasin dan Ida Fauziyah beserta pendukung mereka menggunakan lambang maupun atribut NU untuk berbagai kepentingan politik, apapun alasannya.

“Saya kira kita menjadi bebas untuk memilih siapapun, mengenai perbedaan merupakan yang hal yang biasa,” ujarnya.

Secara khusus, Hapsin tidak menghendaki adanya konflik maupun perpecahan di antara warga nahdliyin, apalagi warga NU di Jateng sudah dewasa dalam menentukan sikap terkait pemilihan kepala daerah. “Saya tidak menghendaki konflik yang terkait dengan Pilgub Jateng. Dengan seperti ini, warga NU justru dididik untuk bersikap dewasa dalam berpolitik,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya