SOLOPOS.COM - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjawab pertanyaan wartawan seusai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/4/2016). Gubernur DKI yang akrab disapa Ahok tersebut memenuhi panggilan KPK untuk dimintai keterangan terkait penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan lahan RS Sumber Waras.(JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak A/dok)

Golkar sudah menyambut dukungan PDIP untuk Ahok meski Megawati belum memberikan pernyataan resmi.

Solopos.com, JAKARTA — Partai Golkar menyambut baik jika PDIP memberikan dukungan kepada pasangan calon petahana, yakni Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) pada Pilkada Jakarta 2017.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sekjen Partai Golkar Idrus Marham mengatakan hal itu berarti semakin memperbesar kemungkinan menang Ahok. Namun jika benar PDIP memberikan dukungan kepada Ahok, dia tidak mau terlalu percaya diri. “Tidak boleh terlalu terlalu over confidence juga karena politik itu dinamis,” kata Idrus di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (20/9/2016).

Artinya meski mendapat dukungan dari partai pemilik kursi terbanyak di DPRD, mesin politik pendukung Ahok tetap harus bekerja dengan maksimal. Kemenangan baru dapat dirayakan seusai penghitungan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Selain itu Idrus mengaku juga tidak mempermasalahkan jika dukungan PDIP merombak strategi tiga partai yang sudah lebih dahulu menyatakan dukungan kepada Ahok. Tiga partai tersebut ialah Golkar, Nasdem, dan Hanura. Menurut Idrus, hal-hal semacam itu bisa dibicarakan dengan baik. Tentu bagaimanapun juga tujuan seluruh partai pengusung adalah memenangkan calon yang diusung.

Sejauh ini, tiga partai pengusung Ahok akan fokus pada strategi kampanye untuk membuat masyarakat Jakarta melihat perubahan positif selama masa kepemimpinannya. Dengan demikian, masyarakat akan percaya Jakarta semakin baik jika Ahok kembail diberikan amanat kedua kalinya.

Idrus juga menjelaskan alasan partainya tidak mengajukan calon sendiri dalam Pilkada Jakarta karena menganggap Ahok-Djarot memiliki kinerja baik selama masa kepemimpinan sebelumnya. “Ada prestasi yang cukup bagus. Nah karena itu kami tidak mengajukan calon, dan kita mengusung calon dan kami punya feeling politik bahwa itu jadi,” kata Idrus.

Sedari awal, kata Idrus, Golkar mengusulkan pasangan untuk Ahok. Golkar melihat Djarot sosok yang sudah tepat bersanding dengan Ahok. Dukungan kepada mereka pun diberikan meski keduanya bukan berasal dari partai berlambang pohon beringin itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya