SOLOPOS.COM - Akademisi Universitas Diponegoro (Undip) Teguh Yuwono. (www.teguhyuwonoundip.com)

Pilkada atau tepatnya Pilgub Jateng 2018 diprediksi pengamat politik asal Undip Teguh Yuwono bakal sengit karena kekuatan yang berimbang.

Semarangpos.com, SEMARANG — Dua pasangan peserta Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah, yakni Ganjar Pranowo dan Taj Yasin serta Sudirman Said dan Ida Fauziyah dinilai memiliki kekuatan berimbang karena masing-masing diusung oleh empat parpol. Atas kenyataan itu, pengamat politik asal Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Teguh Yuwono, memprediksi bakal diwarnai pertarungan yang sengit.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Duo politikus, Ganjar-Yasin, secara resmi diusung koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Nasional Demokrat (Nasdem), dan Partai Demokrat yang memiliki 48 kursi di DPRD Jateng. Sementara itu, pasangan profesional dan politikus, Sudirman-Ida, diusung koalisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang total menduduki 42 kursi di DPRD Jateng.

Meskipun Partai Golongan Karya (Golkar) yang memiliki 10 kursi di DPRD Jateng ikut datang saat pendaftaran Ganjar-Yasin, nyatanya partai berlambang pohon beringin itu tidak tercatat secara administratif. Media biasa menyebutnya partai pendukung, bukan pengusung. Demikian pula PBB serta PPP pimpinan ketua umum Djan Faridz yang datang saat pendaftaran Sudirman-Ida. Keduanya juga bukan sebagai partai pengusung karena tidak memiliki kursi di DPRD Jateng.

“Kalau dilihat dari partai pengusung, saya kira fifty-fifty. Tapi kan penentuan kalah dan menang tidak berbanding lurus dengan jumlah parpol pengusung. Pemilu dengan pilkada itu beda karena ada pertarungan figur di sana,” papar Teguh Yuwono yang dipublikasikan laman aneka berita Okezone.com, Jumat (12/1/2018).

Dia mengatakan figur-figur dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jateng 2018-2023 itu juga memiliki kekuatan berimbang sehingga berpotensi menarik perhatian pemilih. Dengan kondisi tersebut, maka pertarungan pada pilkada atau tepatnya Pilgub Jateng 2018 diperkirakan akan berlangsung sengit karena memilikin kekuatan berimbang.

“Kompetisi ini [pikkada] banyak aspek, tak hanya partai, tetapi juga figur. Dinamika pemilih itu kan selalu berkembang setiap saat, karena itu harus didorong supaya bisa lebih kreatif dalam melakukan proses terhadap pemilihan figur,” ulasnya.

Untuk itu, simpulnya, masing-masing koalisi parpol harus bekerja keras untuk mengenalkan pasangan calon yang diusung sehinga menarik simpati pemilih. Apalagi,imbuh Teguh Yuwono, setelah kedua paslon resmi mendaftar ke KPU, maka pertarungan Pilgub Jateng sudah dimulai.

“Bagaimana rakyat mau membeli [memilih], kalau bukan itu, [paslon] bisa dijual atau tidak? Jika barang enggak bagus amat, tapi pembeli suka, ya tetep dibeli. Saya kira pemilih akan mengikuti polesan setelah pendaftaran ini. Peluang keduanya tetap 50:50, sehingga bagaimana memastikan untuk mendorong pemilih loyal untuk memilih,” tandasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya