SOLOPOS.COM - Dosen Ilmu Komunikasi Undip Semarang Triyono Lukmantoro. (Facebook.com)

Pilkada 2018 dosen Ilmu Komunikasi Undip Semarang Triyono Lukmantoro tak terhindarkan dari kampanye negatif.

Semarangpos.com, SEMARANG — Akademisi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Triyono Lukmantoro menilai kampanye negatif tidak bisa dihindarkan dalam pemilihan umum kepala daerah (pilkada). Lagi pula, imbuhnya, kampanye negatif boleh saja dilakukan asalkan didasari data dan fakta.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kampanye negatif dalam pilkada tidak bisa dihindarkan, siapa yang bisa mencegah?” tanya lelaki yang biasa disapa dengan panggilan TL tersebut di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (14/2/2018).

Diakuinya, meskipun secara etika tidak diperkenankan, nyatanya kampanye negatif tidak terhindarkan. Lagi pula, katanya, kampanye negatif boleh saja dilakukan sepanjang didasari atas data dan fakta. Ia lalu mencontohkan kampanye negatif bisa berbentuk kritik yang didasarkan atas data dan fakta.

“Misal mengkritisi soal kemiskinan, tentu harus didasarkan atas data,” katanya. Bahkan, imbuh dia, sindiran terhadap pasangan calon lain juga dimungkinkan.

Ia lalu mencontohkan ajakan agar tidak memilih calon yang terindikasi terlibat korupsi. Bisa juga, sambungnya, terhadap salah seorang calon yang pernah memiliki riwayat diberhentikan dari jabatannya karena suatu hal.

Ia menyebut keberadaan kampanye-kampanye negatif tersebut menjadi tugas bagi tim pemenangan masing-masing pasangan calon untuk memberikan klarifikasi. “Misalnya klarifikasi soal indikasi terlibat korupsi melakui fakta-fakta yang sudah ada. Atau seorang calon punya riwayat pernah diberhentikan dari jabatannya, harus disampaikan apa yang sebenarnya menjadi alasannya,” katanya.

Ia menuturkan masyarakat saat ini sudah cerdas dalam memahami persoalan semacam itu. “Jangan berpikir masyarakat itu pasif dan mau begitu saja menerima informasi semacam ini,” katanya.

Dosen Ilmu Komunikasi Undip Semarang itu lalu mengemukakan ketidakmungkinan memilih calon kepala daerah yang sempurna dalam pilkada serentak 2018. Pasalnya, menurut dia seseorang pasti memiliki kelemahan semasa meniti kariernya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya