SOLOPOS.COM - Pekerja laju dari Mojosongo, Boyolali ke Jaten, Karanganyar, Tunggul Vambudi, 33, saat pulang dari tempat kerjanya pada Jumat (12/8/2022) sore. Ia telah membeli rumah tersebut sejak 2015. (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Solopos.com Stories

Solopos.com, BOYOLALI – Harga tanah di Solo sebagai pusat kota semakin melambung tinggi, sejumlah pekerja dengan upah di bawah Rp3 jutaan harus rela membeli rumah subsidi di area Soloraya, termasuk Boyolali.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Harga murah sesuai upah menjadi alasan utama membeli rumah subsidi di Boyolali, meskipun harus rela menjadi pelaju dengan jarak tempuh perjalanan hingga puluhan kilometer.

Saban hari harus bangun pagi, menempuh perjalanan berjam-jam dengan sepeda motor, lalu pulang ditemani matahari terbenam. Seperti yang dilakoni salah satu staf administrasi perusahaan swasta, Tunggul Vambudi, 33.

Saban hari dia harus menempuh perjalanan sekitar 35 kilometer dari rumahnya di Perumahan Bersubsidi Baran Regency 2 Mentuk, Mojosongo, Boyolali menuju tempat kerjanya di Jaten, Karanganyar. Tunggul biasanya berangkat pukul 07.00 WIB dan pulang dari Jaten sekitar pukul 16.00 WIB.

Saat ditemui Solopos.com di kediamannya, Jumat (12/8/2022), Tunggul baru pulang bekerja ke rumahnya di area Perumahan Bersubsidi Baran Regency 2 Mentuk, Mojosongo, Boyolali.

Baca juga: Daftar Lokasi Rumah Subsidi Boyolali Paling Diminati hingga Paling Sepi

Tunggul segera menstandarkan sepeda motornya setibanya di rumah. Sang istri, Nofrita, 30, dalam kondisi hamil besar menyambutnya dengan tersenyum.

Tunggul dan Nofrita telah menikah sejak delapan tahun lalu. Saat ini mereka sedang menanti kelahiran anak pertama mereka pada September 2022.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Tunggul bekerja sebagai staf administrasi di Jaten, Karanganyar dengan gaji sekitar Rp2 jutaan. Hampir setiap hari, Tunggul membutuhkan waktu dua jam untuk pulang-pergi dari rumah ke tempat kerja.

Tunggul mengatakan jarak dari rumah ke tempat kerjanya sekitar 35 kilometer. Maka, dia harus berangkat pukul 07.00 WIB dan pulang dari Jaten sekitar pukul 16.00 WIB.

“Kalau pas enggak macet ya sekitar satu jam, tapi kalau macet bisa satu jam lebih. Susahnya rumah jauh dari kerjaan ya gitu, sama jalurnya banyak jalur laka [kecelakaan], dulu pernah lihat kecelakaan yang truk blong menabrak Puskesmas Mojosongo,” ujar Tunggul saat berbincang di rumahnya yakni Perumahan Bersubsidi Baran Regency 2 Mentuk, Mojosongo, Boyolali, Jumat sore.

Rumah subsidi Boyolali
Kompleks rumah subsidi di perumahan Griya Sidomulyo Asri, Teras, Boyolali, Jumat (12/8/2022). (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Baca juga: Paguyuban Developer Gelar Pameran, Targetkan Transaksi Rp100 Miliar

Tak hanya menghadapi kendala jarak dan jalur laka, Tunggul juga harus berjibaku dengan panasnya aspal Boyolali – Karanganyar.

Tak jarang, ia mengaku melewati jalan rusak, berlubang dan berbahaya apalagi sewaktu hujan di daerah Pengging – Bangak, Boyolali dan juga daerah Ngasem – Colomadu, Karanganyar.

Walaupun jauh, lelaki asli Yogyakarta itu mengaku memilih perumahan bersubsidi di Mojosongo karena tempat tersebut menawarkan area lebih luas dibandingkan perumahan yang lain.

“Dengan harga yang sama tapi tempat yang lebih luas, lainnya 60 meter persegi, ini 76 meter persegi. Dindingnya juga dari batu bata merah, akhirnya saya beli rumahnya pada 2015. Sebelumnya nabung dulu dua tahun biar dapat uang muka Rp10,5 juta dengan cicilan Rp700.000 selama 20 tahun,” kata dia.

Kelebihan dan Kekurangan Rumah Subsidi

Baca juga: Rumah Subsidi Boyolali Diserbu Pekerja Soloraya, Ngemplak Banyak Dicari

Lebih lanjut, calon bapak tersebut mengungkapkan kelebihan memiliki rumah bersubsidi di Boyolali. Ia mengatakan harga rumah subsidi lebih terjangkau walaupun cicilannya cukup lama.

Ia juga mengungkapkan cicilannya tetap selama tenor berlangsung. Selain itu, Tunggul mengatakan aspek cicilan yang cukup ringan sesuai dengan penghasilannya.

Sementara itu, sang istri, Nofrita, mengaku sebenarnya khawatir ketika melihat suaminya harus laju dari Boyolali ke Jaten.

“Sebelum di Jaten, suami kerja di Solo, saya enggak terlalu khawatir karena lebih dekat. Sekarang di Jaten agak jauh, ya namanya istri hanya bisa mendoakan. Mau khawatir pun, rezekinya dapat di sana,” kata perempuan asli Rembang tersebut.

Lebih lanjut, pejuang laju lain dari salah satu perumahan bersubsidi Griya Sidomulyo Asri, Teras, Boyolali, Mella Evrilianti, 33, mengaku harus bangun sekitar pukul 04.00 WIB agar bisa berangkat bekerja pukul 06.00 WIB.



Baca juga: Sama-Sama Dikelola PLN, Ini Perbedaan Listrik Subsidi dan Nonsubsidi

Wanita asal Magetan, Jawa Timur tersebut mengaku memilih rumah subsidi di daerah Teras karena terjangkau dengan gajinya yang berada di angka Rp2 – 3 juta per bulan.

Selain itu, perumahannya juga aksesnya lebih mudah, lingkungan yang asri, dekat dengan jalan raya serta jalanan yang sudah beraspal.

“Saya melihat beberapa perumahan subsidi di Solo, di daerah Plesungan dan sekitarnya letaknya di tengah-tengah hutan dan akses jalannya kurang bagus menurut saya. Selain itu, perumahan subsidi di sana waktu itu [2018] belum banyak dihuni, jadi kurang srek ambil yang di Solo,” kata guru SD tersebut.

Ia akhirnya membeli rumah subsidi di daerah Teras dengan uang muka Rp10 juta dari meminjang orang tuanya, dengan cicilan flat per bulannya Rp1 juta selama 15 tahun. Ia mengaku sebagai orang ketujuh yang menghuni perumahan subsidi berisi 100 unit tersebut.

Baca juga: Begini Alasan Kementerian PUPR Minta Harga Rumah Subsidi Dinaikkan

Mella mengungkapkan susahnya memiliki rumah jauh dari kerja yaitu setiap hari harus mengendarai sepeda motor 35 – 45 menit untuk bekerja. Ia merasa dengan jarak yang lumayan jauh, ia merasa terganggu dengan cuaca sangat panas atau sewaktu hujan deras.

“Apalagi kalau ada kecelakaan ya memang mengharuskan ganti arah jalan, otomatis memakan waktu perjalanan lebih lama,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya