SOLOPOS.COM - Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jateng Sumanto tengah menanam padi di lahan pertanian milik warga di Desa Sambirejo, Kecamatan Jumantono, Karanganyar pada Jumat (11/3/2022). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sebanyak 70% petani di Desa Sambirejo, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar, mulai meninggalkan pupuk kimia dan beralih menggunakan pupuk organik.

Kepala Desa (Kades) Sambirejo Suhardi mengatakan penggunaan pupuk organik mulai digunakan sehubungan maraknya isu pupuk subsidi yang terbatas dan pupuk nonsubsidi yang mahal. Penggunaan pupuk organik diharapkan bisa menjadi jalan keluar untuk masalah tersebut.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Petani mengoptimalkan produksi pupuk organik,” kata dia ketika dijumpai Solopos.com di sela kunjungan kerja Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah di Desa Sambirejo pada Jumat (11/3/2022).

Petani memanfaatkan limbah pertanian sebagai bahan baku pengomposan pupuk organik (kompos). Dia juga menyarankan masyarakat agar bisa memanfaatkan limbah peternakan sebagai pupuk organik dalam bentuk padat maupun cair.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Harga Wortel Jeblok Jadi Rp1.000/Kg, Petani Tawangmangu Pasrah Merugi

Gerakan penggunaan pupuk organik membutuhkan dukungan pemerintah dalam hal edukasi dan sosialiasi ke petani sampai kemudahan izin produksi massal pupuk kandang berikut pemasarannya.

Pemilik Usaha Pupuk Organik Ngudi Makmur 2 di Desa Sambirejo, Purwanto, mengaku masih mengalami kesulitan dalam pemasaran. “Produksi sih bisa. Tapi menjualnya yang susah. Di tempat kami perizinan belum komplet. Baru sebatas sertifikat HKI [hak kekayaan intelektuan]. Namun belum mendapat rekomendasi dari Kementerian Pertanian,” kata dia.

Pihaknya selama ini hanya berani menggaet pasar di Karanganyar dan sebagian luar kota seperti Sragen, Sukoharjo, dan Wonogiri. Masalah lainnya adalah keterbatasan teknologi dan peralatan membuat kapasitas produksi belum maksimal, yakni hanya 150 ton per bulan.

“Kami berharap kedatangan Komisi B DPRD Jateng bisa memberikan solusi permasalahan ini” katanya.

Baca Juga: Pemkab Karanganyar Perkuat Lumbung Pangan, Desa Dapat Hibah Rp10 Juta

Merespons keluhan tersebut, Ketua Komisi B DPRD Jateng, Sumanto, menyatakan siap memberi solusi dari masalah petani soal pupuk organik. Pihaknya terus mendorong petani menggunakan pupuk organik.

“Urea sudah sulit didapatkan. Sudah saatnya petani beralih ke organik. Produsen pupuk organik perlu dimudahkan perizinannya,” katanya.

Dia mendorong pemerintah getol memberi edukasi ke petani supaya beralih ke organik. Gerakan Go Organik diyakini mampu menopang ketahanan pangan berkualitas sebagaimana puluhan tahun silam sebelum gencarnya pemakaian urea.

“Dulu, pemakaian urea untuk mengejar swasembada beras atau revolusi hijau. Tapi efeknya, tanah rusak dan residu kimiawi merusak tubuh kita. Harus segera kembali ke organik,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya