SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pilgub Kaltim (kpu-kaltimprov.go.id)

Solopos.com, SAMARINDA — Citra Publik Indonesia-LSI (Lingkaran Survei Indonesia) Network menilai fenomena golput dan money politics sangat tinggi terjadi pada Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Kalimantan Timur. Pemungutan suara Pilgub Kaltim dijadwalkan digelar Selasa (10/9/2013) pekan depan.

Hasil survei dan analisis Citra Publik Indonesia-LSI mendeteksi golput terjadi di Kaltim karena masih banyak pemilih di wilayah pedalaman yang sulit menuju ke tempat pemungutan suara (TPS) saat pemungutan suara. “Sulitnya ke TPS, membuat pemilih di pedalaman Kaltim menjadi golput. Keinginan pemilih untuk memilih di Kaltim memang tinggi mencapai 90%, tapi terkendala aksesbilitas sehingga banyak yang memilih golput. Pemilih yang sulit ke TPS, inginnya ada sarana transportasi penjemputan yang menjadi tanggung jawab penyelanggara pilkada,” kata Fitri Hari, peneliti LSI, Kamis (5/9/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain itu, golput juga karena kurangnya sosialisasi dan mengundang pemilih ke TPS secara kreatif oleh KPU di pedalaman. Data LSI menyebutkan, golput terjadi pada Pilgub Kaltim 2008 (putaran pertama) mencapai 43,3% dan putaran kedua mencapai 42,9%. Berikutnya, pileg mencapai 33% dan pilpres 29,29%.

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara itu, data survei LSI juga menyebutkan fenomena praktek money politic di Kaltim juga sangat tinggi. Hasil wawancara responden, 53% mayoritas pemilih terpengaruh money politics dan tidak terpengaruh mencapai 39 %, sedangkan menjawab tidak tahu 7,9%. Masih tingginya potensi money politics dinilai karena pendidikan politik yang dilakukan penyelenggara pemilu, pemerintah dan partai politik, masih kurang baik.

Money politics dinilai wajar oleh sebagian besar pemilih di Kaltim dan cukup memberikan pengaruh. Karena, masyarakat mengakui money politics memang sudah ada sejak pemilihan langsung diselenggarakan. Masyarakat sudah ada berasumsi ada money politic di Pilkada Gubernur Kaltim,” ujar Fitri.

Money politics diindikasikan terjadi pada pemilih dengan tingkat pendidikan tinggi yang banyak berada di kota-kota. “Saya tidak tahu secara pasti. Dari data LSI money politics, memang ada data-datanya money politic terjadi di daerah tertentu, tapi saya tidak bisa menyebutkan,” jelas Fitri.

Kendati demikian dia berharap fenomena golput dan money politic, tidak terjadi Pilkada Kaltim. “Kami menyerukan penyelenggaraan dan pengawas serta pemilih berpartisipasi aktif mencegah fenomena tersebut. Tingkat partisipasi yang tinggi dari masyarakat Kaltim untuk memilih dalam pilkada, tidak menjamin golput rendah. Berdasarkan pengalaman dan tren, tingkat golput masih tinggi,” kata Fitri.

Tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang menjadi peserta Pilgub Kaltim yaitu Farid Wajdy dan Aji Sofyan Alex, Awang Faroek Ishak dan Mukmin Faisal serta dari jalur independen yakni Imdaad Hamid dan Ipong Muchlissoni. Saat ini, pasangan calon gubernur dan wakilnya tengah menjalani masa kampanye. Kemudian, melalui masa tenang sebelum bersiap untuk pemilihannya pada Selasa, 10 September 2013. Sebanyak 2.793.729  jiwa ditetapkan KPU Kaltim menjadi pemilih dan masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya