KLATEN — Kegiatan piknik ibu-ibu Program Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Temuwangi, Kecamatan Pedan, disusupi kampanye dari tim sukses Calon Gubernur (Cagub) Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, Minggu (12/5/2013).
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Anggota Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Pedan yang juga menjadi pengurus PKK Desa Temuwangi, Yuni Hartanti, mengatakan piknik tersebut diikuti sekitar 300 orang yang terbagi dalam lima bus. Tujuan piknik tersebut adalah Bandungan dan Ambarawa. Sebelumnya dia tidak mengetahui adanya motif kampanye dalam piknik tersebut.
“Saat kami naik bus, kami sudah diberi bungkusan snack. Isinya aneka makanan seperti arem-arem, roti, tahu bacem dan segelar air mineral. Anehnya kami juga menemukan kartu berisi gambar Ganjar-Heru. Kami baru sadar ternyata ada muatan kampanye dalam piknik ini,” papar Yuni saat ditemui wartawan di Kantor Panwascam Pedan, Senin (13/5/2013).
Ketua Panwascam Pedan, Sarwono, mengatakan kegiatan piknik tersebut difasilitasi oleh Kepala Desa (Kades) Temuwangi, Marwanto, yang juga menjabat sebagai pengurus struktural PDIP di Kecamatan Pedan. Padahal, pihaknya sudah mewanti-wanti kepada seluruh kades di Pedan untuk bersikap netral dalam Pilgub Jateng kali ini.
“Kami sudah memasang surat edaran di semua balaidesa. Intinya, para kades dan PNS harus bersikap netral dalam Pilgub Jateng ini. Tapi ternyata surat edaran itu malah dilanggar,” tegas Sarwono.
Menurutnya, dalam Pasal 79 UU 32/2004 dan UU No 12/2008 disebutkan bahwa seluruh jajaran PNS, TNI, Polri, pejabat BUMN, BUMD, kades, dilarang terlibat dalam kampanye. “Saya sudah mengkonfirmasi yang bersangkutan. Saya memperingatkan agar dia bisa netral, tetapi dia nekat,” tandasnya.
Menanggapi hal itu, Kades Temuwangi, Marwanto, mengakui jika kegiatan piknik tersebut difasilitasi oleh dirinya. Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan permintaan dari pengurus PKK sendiri.
“Setelah saya menang pilkades, ibu-ibu PKK minta diberangkatkan piknik sebagai bentuk syukuran. Saya lalu menindaklanjutinya dengan mencarikan bus dan memasukkan mereka dalam objek wisata,” terang Marwanto saat dihubungi Solopos.com melalui ponselnya.