SOLOPOS.COM - Ilustrasi hotel. (Freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI— Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Boyolali berharap semua hotel dan restoran di Boyolali memiliki sertifikat Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE). Tujuannya agar mendapat kepercayaan lebih dari masyarakat bahwa penerapan protokol kesehatan fasilitas pariwisata di Boyolali tersertifikasi.

Ketua PHRI Boyolali, Heni Lestari Dwi Fitriyanti, mengatakan saat ini baru enam hotel di Boyolali yang bersertifikasi CHSE. Dia berharap langkah tersebut juga diikuti oleh hotel-hotel lain di Boyolali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Untuk sertifikat CHSE, sudah dimulai tahun lalu, saat Kemenparekraf meminta PHRI mengurus sertifikat. Kami PHRI, berusaha bagaimana caranya, meski di Boyolali banyak [hotel] non bintang, agar ikut CHSE. Saat ini baru enam hotel,” kata dia kepada Solopos.com, Senin (27/9/2021).

Baca Juga: Kasus Arisan Online Boyolali Rp400 Juta Ditangani Polda Jateng

Ekspedisi Mudik 2024

Dia mengatakan pada tahun lalu empat hotel anggota PHRI mengawali mendaftar CHSE. Di antaranya Ataya Hotel, Front One Airport, Dya Hotel Boyolali, dan Pondok Indah Hotel.

Kemudian pada September 2021 disusul dua hotel lainnya yakni Al Azhar Azhima Hotel Resort & Convention dan Front One Budget Boyolali.

Menurutnya sertifikat CHSE menjadi upaya PHRI untuk mempersiapkan operasional sektor perhotelan dan restoran di tengah pandemi Covid-19. Sebab CHSE sudah melingkupi kriteria protokol kesehatan yang direkomendasikan pemerintah pusat.

Baca Juga: Pelajar di Boyolali Juga Masuk Sasaran Vaksinasi Desa

 

Yakinkan Wisatawan

“CHSE sudah mencakup semuanya sebab dari kebersihannya, prokes [protokol kesehatan] environment dari lingkungannya. Jadi benar-benar sudah mencakup semua. Ketika hotel sudah bersertifikat CHSE, sudah dipastikan prokesnya berjalan sesuai kriteria kementerian,” kata dia.

Selain itu, saat ini semua anggota PHRI Boyolali telah mendapatkan vaksin Covid-19. Sebagian besar anggota mengikuti vaksinasi di lingkungan domisili serta program vaksinasi dari TNI dan Polri. Selain itu ada sebagian yang mengikuti vaksinasi di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali.

Persiapan lain untuk menyambut dibukanya sektor pariwisata adalah penyiapan barcode PeduliLindungi untuk memastikan pengunjung yang datang sudah tervaksin. “Jadi yang divaksin bukan hanya karyawan. Tamunya sebisa mungkin juga sudah vaksin. Saat tamu berkunjung harus menunjukkan kalau dia sudah vaksin. Seperti yang berlaku di mal, untuk antisipasi saja. Kalau yang divaksin karyawan saja masih ada risiko,” kata dia.

Baca Juga: SDN 1 Wonogiri Deklarasi Sekolah Ramah Anak

Meski saat ini belum ada kepastian dibuka lebar sektor pariwisata, namun dengan persiapan itu diharapkan perhotelan sudah siap ketika pariwisata diizinkan dibuka lebar.  PHRI Boyolali berharap level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) segera turun dan semua destinasi dibuka.

“Tapi prokes tetap diutamakan. Ekonomi jalan, kesehatan jalan. Harapan terbesar kami, hotel restoran semua CHSE. Kalau sudah CHSE semua, orang luar ke sini [Boyolali] akan yakin, di sini [Boyolali] semua tersertifikasi,” lanjut dia.

Berdasarkan informasi yang diunggah di https://chse.kemenparekraf.go.id, selain hotel ada beberapa fasilitas di Boyolali yang sudah bersertifikat. Di antaranya restoran atau rumah makan dan homestay.

Baca Juga: Percepatan Vaksinasi di Wonogiri Terkendala SDM Vaksinator dan Internet

Sebelumnya Kepala Disporapar, Supana, juga mendorong pengelola pariwisata di Boyolali untuk mendapatkan sertifikat CHSE. “Sosialisasi terus kami lakukan,” kata dia, belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya