SOLOPOS.COM - Warga mengisi galon menggunakan air yang keluar dari sumur bor di tengah sawah Desa Ceporan, Kecamatan Gantiwarno, Kamis (3/3/2022). (Solopos.com/ Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN–Bekas sumur bor di Desa Ceporan, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, hingga kini terus mengeluarkan air. Masyarakat banyak memanfaatkan air yang memiliki pH tinggi itu untuk diminum atau kebutuhan lain.

Warga berbondong-bondong memanfaatkan air dari sumur itu setelah ada penelitian kualitas air minum. Dari hasil penelitian, air dari sumur itu memiliki kadar pH tinggi. Selain mengambil air untuk konsumsi, ada yang berdatangan untuk memanfaatkan air untuk terapi kesehatan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Pernah ada orang Kalasan sakit asam lambung parah sampai muntah darah. Setelah terapi rutin dan mengonsumsi air dari tempat ini bisa sembuh,” kata Supardi, 61, salah seorang warga setempat, Minggu (6/3/2022).

Baca Juga: Terus Mengalir, Air Sumur Bor Era Soeharto di Klaten Didatangi Warga

Supardi menjelaskan air dari bekas sumur bor itu mulai dia kelola sejak Juli 2021 setelah mendapatkan izin dari pemilik sawah. Dia membuat sambungan paralon untuk memudahkan air dimasukkan ke galon. Pengisian air per galon senilai Rp2.000. Dalam sehari, minimal ada 100 galon yang diisi menggunakan air dari tempat tersebut.

Salah satu warga Dukuh Birin, Desa Mlese, Kecamatan Gantiwarno, Tri Haryani, mengaku kerap mengisi air dari bekas sumur bor tersebut. “Biasanya satu galon itu untuk sepekan. Airnya bisa langsung diminum. Rasanya air dari merek air minimum kemasan lainnya. Justru lebih enak yang ini,” kata dia, Minggu.

Kepala Desa Ceporan, Sutopo, mengatakan awalnya pembangunan sumur artesis itu ditujukan untuk memudahkan irigasi pertanian. Lantaran saat itu tak ada petani yang mengetahui cara pengoperasiannya, mesin tersebut mangkrak hingga satu per satu bagian hilang. Tersisa sumur artesis yang terus mengeluarkan air jernih.

Baca Juga: Sering Krisis, Warga Karangdowo Akhirnya bakal Terlayani Jaringan Air Bersih PDAM Klaten

Awalnya warga tak mengetahui jika kualitas air dari sumur tersebut tinggi. Warga sekadar mengambil air dari sumur itu untuk konsumsi dan limpahannya digunakan untuk irigasi. “Kemudian ada pengujian dan benar pH air itu 7,4 sampai 7,8. Dari itu kemudian banyak yang datang,” ungkap dia.

Sutopo mengatakan desa tak bisa mengelola sumur tersebut lantaran berada di sawah hak milik warga. Dia menjelaskan air dari sumur itu menjadi andalan warga dari beberapa daerah saat kemarau.

“Se-Kecamatan Gantiwarno ambilnya dari sumur itu. Saat kemarau tiba, dari Sleman dan Gunungkidul juga ambil dari sumur itu. Tetapi pengambilan airnya tidak menggunakan truk tangki. Hanya menggunakan galon,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya