SOLOPOS.COM - CEK KESEHATAN - Petugas Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Karanganyar tengah memeriksa salah satu ternak beberapa waktu lalu. Pemeriksaan kesehatan ternak kini makin digiatkan mendekati Hari Raya Idul Adha. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Karanganyar (Solopos.com) – Petugas Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Karanganyar memeriksa sejumlah hewan ternak yang akan dijadikan kurban saat Idul Adha mendatang, di pasar ternak Desa Tuban, Kecamatan Gondangrejo, Kamis (3/11/2011) siang. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan hewan kurban yang dijual staminanya dalam kondisi baik, tidak penyakitan serta sudah cukup umur untuk disembelih.

CEK KESEHATAN - Petugas Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Karanganyar tengah memeriksa salah satu ternak beberapa waktu lalu. Pemeriksaan kesehatan ternak kini makin digiatkan mendekati Hari Raya Idul Adha. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari pemeriksaan tersebut, petugas antara lain menemukan sejumlah ternak kambing yang matanya mengalami belekan. Agar tidak menimbulkan iritasi yang semakin parah, petugas mengoleskan salep mata pada setiap kambing yang mengalami sakit mata. “Yang sakit secara spesifik dan berbahaya memang tidak ada. Kebanyakan memang sakit mata kuning dan kondisi badan ternak yang masih kurus-kurus karena kekurangan vitamin,” ujar petugas Kesehatan Hewan Disnakkan Karanganyar, Jaka Mulyono, saat ditemui wartawan di Pasar Ternak Desa Tuban, Gondangrejo.
Ekspedisi Mudik 2024

Petugas, kata dia, hanya bisa menyarankan kepada warga yang menjual kambing ternak itu untuk memberikan rerumputan yang baik. Hewan ternak bisa kehilangan nafsu makan karena stres berada di tempat yang baru. Apalagi, imbuhnya, ternak yang di jual di sana bukan berasal dari Gondangrejo saja, tapi ada yang dari Solo dan Boyolali. Rata-rata kambing tersebut tiba di sana sekitar empat hari yang lalu.

Sementara itu, salah satu pedagang kambing di Desa Tuban, Ahmadi, 53, mengaku kambingnya baru terjual 15 ekor sejak dua pekan yang lalu. Selama berjualan, ia hanya memberikan pakan rumput untuk puluhan wedhus gembel yang dijual, tanpa memberikan vitamin. “Kalau ada yang terkena belek ya saya kasih salep. Vitamin tidak pernah saya beri dan hanya njagani dari dinas yang memberi vitamin,” kata Ahmadi.

Sebelum masa Idul Adha, ia biasanya menjual kambingnya seharga Rp 700.000 per ekor. Menjelang Hari Raya Kurban, ia menaikkan harga menjadi Rp 850.000. Hal itu wajar ia lakukan karena hampir semua pedagang di pasar tersebut juga menaikkan harganya. Bahkan untuk kambing yang cukup besar, harganya bisa mencapai Rp 1 juta per ekor. “Untuk saat ini masih tidak terlalu banyak yang membeli. Biasanya Jumat sampai Sabtu ramai. Setelah Hari Raya juga ada yang masih membeli,” katanya.

fas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya