SOLOPOS.COM - Petilasan Pangeran Puger di Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar. (Google/Prasetyo Budi Widagdo)

Solopos.com, KARANGANYAR — Tahukah Anda di Karanganyar, Jawa Tengah, terdapat sebuah petilasan dari Pangeran Puger yang berlokasi di tengah sawah?

Petilasan yang berlokasi di Malanjiwan, Colomadu, Karanganyar konon dipercaya rumah dari Pangeran Derajat atau Pangeran Puger sebelum menjadi Raja Kartasura yang bergelar Susuhunan Pakubuwana I.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga:  Ini Gaji Lulusan STAN D3 dan D1, Tunjangannya Capai Puluhan Juta

Berdasarkan informasi yang diperoleh Solopos.com dari berbagai sumber, petilasan ini terdapat pohon beringin besar, gundukan dan juga sumur tua yang hingga saat ini masih digunakan oleh petani sekitar.

Akan tetapi, untuk menuju Petilasan Pangeran Puger di Karanganyar ini aksesnya cukup sulit karena hanya bisa dilalui kendaraan roda dua atau pejalan kaki karena jalannya masih tanah, belum diaspal.

Baca Juga:  Sejak Kapan Upah Minimum Diberlakukan di Indonesia? Ini Sejarahnya

Petilasan yang kerap dibilang Punthuk Pugeran memiliki dua gundukan. Menurut pengelola akun Instagram @kanjengnuky, akun yang kerap mengulas bagunan-bangunan bersejarah mengatakan, gundukan pertama merupakan tanda rumah Pangeran Puger dan gundukan kedua dipercaya berisi pusaka.

“Gundukan yang satu merupakan penanda lokasi rumah, gundukan satunya diperkirakan berisi pusaka. Pusaka di sini bisa diartikan benda padat maupun gaib. Gundukan dibuat untuk melanggengkan penanda lokasi tersebut,” tulis dia di kolom komentar unggahan Instagramnya soal Punthuk Pugeran.

Baca Juga:  Segini Keuntungan Membuka Usaha Hidroponik, Menggiurkan Lur!

Sebagai informasi, Pangeran Puger ialah putra Amangkurat I dari Ratu Wetan atau permaisuri kedua dari keluarga Kajoran.

Dari informasi di portal resmi Arsip Nasional RI, ketika Trunajaya mengambil alih istana Plered di akhir bulan Juni 1677, Amangkurat I bersama putra mahkotanya, RM Rahmad melarikan diri ke arah barat. Dalam pelarian tersebut, Amangkurat I wafat dan dikebumikan di Tegal Wangi. Ketika itu sudah terjadi konflik antara Puger dan putra mahkota yang berusia hampir sama dengannya. Sebenarnya, terdapat sejumlah bukti bahwa di akhir hayatnya, Amangkurat I lebih memilih Puger ketimbang putra mahkota. Bagaimanapun juga, yang akhirnya memimpin perlawanan terakhir menyusul keraton ditaklukan oleh Turnajaya adalah Puger.

Baca Juga: Oalah, Ini Ternyata Arti Nama dari Sragen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya