SOLOPOS.COM - Proyek pembangunan sapi ndhekem di kompleks perkantoran terpadu Pemkab Boyolali (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Peternakan sapi perah, Boyolali sebagai Kota Susu ternyata masih kekurangan belasan ribu sapi perah.

Solopos.com, BOYOLALI–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali kekurangan sekitar 10.000 sampai 15.000 ekor sapi perah. Kurangnya jumlah sapi perah itu didasari dari hasil produksi susu yang dihasilkan peternak saat ini belum mampu memenuhi permintaan pasar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Maryono, mengatakan permintaan susu sapi Boyolali setiap tahun terus meningkat. Banyaknya permintaan susu sapi Boyolali justru tidak dibarengi dengan peningkatan jumlah produksi susu.

“Permintaan susu sapi di Boyolali paling banyak ada di daerah Soloraya dan Salatiga,” ujar Maryono saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Rabu (28/10/2015).

Maryono menjelaskan produksi susu sapi Boyolali saat ini sebanyak 120.000 liter/hari. Sementara permintaan susu sapi Boyolali sebanyak 250.000 liter/hari sehingga masih kekurangan susu sebanyak 130.000 liter/hari.  Melihat data produksi susu yang ada sekarang bisa dikatakan Boyolali kekurangan sebanyak 10.000 ekor sapi sampai 15.000 ekor sapi. Sementara, satu ekor sapi perah mampu menghasilkan sebanyak 10 sampai 12 liter susu per hari.

“Kami kesulitan memenuhi permintaan susu di pasar yang setiap tahun terus meningkat. Untuk menutupi kekurangan susu sebanyak 130.000 liter/hari, harus ada penambahan sapi perah sebanyak 10.000 ekor sapi sampai 15.000 ekor sapi,” kata Maryono.

Ia menjelaskan total populasi sapi perah di Boyolali sampai Oktober 2015 sebanyak 86.968 ekor sapi. Dari jumlah tersebut sapi perahnya hanya sebanyak 17.392 ekor sapi. Sementara sapi betina sebanyak 24.349 ekor dan jantan sebanyak 52.174 ekor.

“Setiap tahun kami mencatat ada penurunan jumlah populasi sapi perah di Boyolali. Penurunan itu disebabkan karena umur sapi sudah tua sehingga tidak produktif dan sapi dijual oleh pemiliknya,” kata dia.

Sapi perah, kata dia, sudah tidak produktif ketika sapi betina tersebut sudah pernah melahirkan sebanyak lima kali. Sapi yang tidak produktif tersebut biasanya dijadikan kurban atau dijual oleh pemiliknya.

“Sapi perah milik peternak di Boyolali sebagian besar sapinya jenis FH [Friesian Holstein],” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya