SOLOPOS.COM - Petani wortel Nardi menyampaikan keluhan petani dalam forum di Aula Kantor Kecamatan Selo, Boyolali, Selasa (1/3/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, BOYOLALI — Kalangan petani wortel, tengkulak, bersama pada pejabat Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan dan beberapa instansi tekait terkait lainnya di Boyolali bertemu dalam forum, Selasa (1/3/2022), di Aula Kantor Kecamatan Selo, Boyolali, untuk mencari solusi atas persoalan yang menimpa petani wortel setempat.

Pertemuan itu digelar sebagai tindak lanjut aksi petani wortel Selo Boyolali yang turun ke jalan dan menjual wortel mereka tanpa mematok harga, bahkan menggratiskannya kepada masyarakat, Rabu (23/2/2022). Aksi itu dilakukan petani sebagai bentuk protes atas sulitnya menjual hasil panen karena ada wortel dari luar daerah yang masuk ke Jawa. Kalaupun laku, wortel panenan mereka dihargai sangat murah Rp1.000-Rp1.500/kilogram.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam pertemuan di Aula Kantor Kecamatan Selo hari ini, beberapa petani mengadukan apa yang menjadi tuntutan aksi mereka lalu dan meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi. Salah seorang petani wortel dari Samiran, Selo, Widodo, menyatakan terpaksa melakukan aksi untuk mendapatkan kelancaran pemasaran dan harga jual yang layak.

Baca juga: Harga Merosot, Petani Selo Boyolali Jual Wortel Bayar Seikhlasnya

“Kami sebagai petani sebenarnya bukan impian bahkan bukan harapan, bahkan cita-cita pun tidak, kami cuman [hanya] sebagai pewaris leluhur. Betapa susahnya kalau dalam keadaan ini sampai menyusahkan bapak-bapak [kepala dinas] semua. Mohon maaf, terpaksa kemarin turun ke jalan untuk berjualan langsung dan membuat gaduh,” kata Widodo.

Berharap Solusi Jangka Panjang

Lebih lanjut, Widodo mengaku kesulitan sebagai petani walaupun pihaknya mengaku akan tetap berjuang. Dia pun meminta pihak pemerintah lebih memperhatikan petani pascapanen. Selait itu, dia berharap ada solusi jangka panjang tetapi tidak menyulitkan karena petani Selo hanya bergantung dengan curah hujan [musiman], dan tidak bisa mencukupi kebutuhan konsumsen.

“Solusi apa yang akan diberikan kepada kami untuk jangka panjangnya kami akan ikut, sepanjang kami masih kuat. Ternyata nanti kami diberi solusi, [misalnya] wortel kami sudah budidaya tetapi harus beli bibit, itu nanti akan menjadi kesulitan lagi,” katanya.

Baca juga: Harga Merosot, Petani Selo Boyolali Jual Wortel Bayar Seikhlasnya

Petani wortel lainnya dari Lencoh, Selo, Tio, menyatakan penundaan panen wortel akan menjadi kendala tanaman lain, seperti tembakau. Oleh sebab itu, dia meminta pemerintah memberi saran dan solusi agar petani tidak merugi. “Mohon saran dan solusinya agar harga tidak terlalu murah, karena harga Rp1.000-Rp1.200, kami rugi biaya penanaman,” katanya.

petani wortel selo boyolali
Petani, tengkulak, dan sejumlah pejabat Pemkab Boyolali menghadiri forum tindak lanjut persoalan petani wortel di Aula Kantor Kecamatan Selo, Boyolali, Selasa (1/3/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Petani wortel lainnya, Nardi, berharap wortel yang telah siap panen difasilitasi dalam penjualan atau petani diizinkan untuk berjualan langsung ke konsumsen. Selain itu dia meminta adanya fasilitas jangka panjang, akses pasar, jalur distribusi, dan sistem informasi harga.

“Konteksnya hari ini wortel tapi bisa jadi multi [beragam] seperti brokoli, kubis, nuwun sewu nanti kami bisa dibimbing wortel apa sih yang digemari masyarakat, jangan-jangan punya kami ini kurang cocok dipasarkan,” kata Nardi. Pada kesempatan itu, Nardi meminta untuk diadakan koperasi petani sebagai penguat kelembagaan.

Baca juga: Desa Banyuanyar Boyolali “Kawinkan” Dewi dan Dedi Tahun Ini

Curhat dari para petani wortel ditanggapi oleh Kepala Dinas Pertanian Boyolali, Bambang Jianto, dalam forum. Dia menyatakan tidak merasa terganggu dengan aksi petani wortel turun ke jalan dan malah menganggapnya sebagai silaturahmi.

Pada kesempatan itu, bambang meminta para tengkulak untuk menambah daya beli dari petani. “Saya minta kelonggaran hatinya untuk menambah jumlah pembelian produk lokal, dengan catatan wortelnya dijual agak rapih, supaya tengkulak yang memasarkan juga lebih mudah,” kata Bambang.

Bambang berharap kedepan akan ada informasi yang lebih jelas antara petani dan dinas melalui Tim Penyuluh Sibat Petani agar dapat berkoordinasi jumlah panen dan pasar yang akan menampung. Selain itu dia berharap dinas perdagangan juga membantu memasarkan.

“Nanti tolong sambil dipromosikan Bapak [dinas perdagangan], kalau bisa Pak Camat di seluruh Boyolali juga mempromosikan wilayah pasar masing-masing,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya