SOLOPOS.COM - Tanaman Tembakau (Dok/JIBI/Solopos)

Tanaman Tembakau (Dok/JIBI/Solopos)

Tanaman Tembakau (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Produktivitas tembakau di Kota Susu, Boyolali, diklaim stabil meskipun tanaman diterpa cuaca tak menentu. Meskipun demikian beberapa petani yang mulai panen masih menahan komoditas dengan harapan harga tembakau pulih.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sanuri, 57, warga Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, menerangkan, sebagian tanaman tembakaunya diserang jamur. Hal itu tak lain dipengaruhi curah hujan tinggi pada saat tanaman berusia mulai tanam hingga dua bulan. Meski demikian, dia mengaku tak sampai seperempat tanaman tembakau yang ia miliki rusak.

“Ada yang rusak tapi tak sampai mengakibatkan gagal panen,” katanya saat ditemui Solopos.com, akhir pekan kemarin.

Dia menjelaskan sejumlah petani  tembakau di wilayah Selo mulai dipanen. Berdasarkan pantauan Solopos.com, beberapa tanaman mulai dijemur sebelum dijual kepada tengkulak. “Punya saya dikirim ke bawah untuk dioven,” tambahnya.

Mulainya panen sejumlah petani tembakau itu dikonfirmasi Ketua Asosiasi Petani Tembakau (APTI) Boyolali, Teguh Sambodo. Dia pun mengakui harga tembakau belum pulih seperti dua tahun lalu.  “Pada 2011, di daerah Cepogo harga tembakau bisa tembus Rp8.000 hingga Rp10.000/kg. Tahun lalu berkutat di harga Rp4.000/kg,” kata Nanang, panggilan akrab Teguh Sambodo, kepada Solopos.com.

Saat ini, lanjut dia, sejumlah pelaku bisnis pemasok bahan tembakau ke sejumlah industri mulai menjalin komunikasi dengan petani. Sayangnya, harga penawaran dikatakannya belum sesuai dengan harapan para petani.

“Masih ditahan, penawaran sekitar Rp2.000/kg. Petani masih berharap minimal tembakau dibayar Rp4.000/kg seperti tahun lalu.”

Disinggung mengenai pengaruh regulasi tembakau yang mengakibatkan petani mencampur varietas tanam, Nanang mengatakan hal itu tak mempengaruhi produktivitas. “Tetap banyak. Produktivitas masih sama dengan sebelumnya, hanya ada sedikit pengaruh cuaca,” tandasnya.

Seperti diterangkan Ketua APTI Ampel, 75 persen lahan pertanian di wilayah setempat ditanami tembakau musim ini. “Ampel 75 persen, untuk total lahan yang ditanami tembakau di Ampel, Cepogo, Musuk dan Selo mencapai sekitar 1.500 hektar,” tukasnya, belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya