SOLOPOS.COM - Selain melaksanakan panen raya padi, Bupati Sri Mulyani juga mengukuhkan 15 petani milenial dari Desa Demak Ijo. (Istimewa)

Solopos.com, KLATEN — Komunitas Petani Muda Klaten menggulirkan program satu kecamatan satu pabrik pupuk dan satu pabrik pakan. Program itu digulirkan agar para petani bisa mandiri pupuk, benih, serta pakan.

Ide program itu muncul pada akhir Mei lalu berdasarkan saran dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten. Ide lantas dieksekusi Komunitas Petani Muda Klaten dengan menggulirkan program perdana di Kecamatan Cawas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Komunitas Petani Muda Klaten, Afif Amrizal Basri, mengatakan salah satu tujuan program itu agar para petani mudah mengakses pupuk.

“Sebagai contoh di Cawas. Kebetulan di sana banyak peternak. Harapannya para peternak bisa membuat pakan sendiri. Sementara, kotoran ternak itu bisa diolah menjadi pupuk oleh petani dan bisa digunakan untuk pertanian. Secara umum tujuannya agar petani bisa mandiri pupuk, benih, serta pakan. Kalau semua bisa mandiri, insyaallah kesejahteraan petani bisa tercapai,” kata Afif saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (1/8/2022).

Afif menjelaskan ada pendampingan dari Komunitas Petani Muda Klaten di masing-masing basecamp yang bakal terbentuk di setiap kecamatan. Pendampingan menyesuaikan kebutuhan petani dari hasil jagongan program Ngaji Tani, pertemuan rutin membahas persoalan pertanian.

Baca Juga: Pertama di Indonesia! Pemkab Klaten Peroleh Hak PVT Varietas Rajalele

“Jadi Ngaji Tani itu teman-teman petani bisa saling curhat kendala serta permasalahan yang mereka hadapi dalam bertani. Dari sana nanti dicarikan solusi bersama-sama. Misalkan ada kendala dalam pembuatan pupuk. Kendala itu akan ditindaklanjuti dengan kegiatan atraksi pelatihan pembuatan pupuk,” ungkap dia.

Sebagai informasi, Komunitas Petani Muda Klaten menjadi wadah bagi para milenial yang berminat di pertanian maupun peternakan. Komunitas itu memiliki sejumlah kegiatan seperti ngobrol pertanian, Ngaji Tani, hingga pelatihan bidang pertanian maupun peternakan.

Diinisiasi dari empat pemuda, komunitas itu kini berkembang beranggotakan lebih dari 200 petani milenial. Munculnya komunitas itu diharapkan bisa menjadi salah satu solusi regenerasi petani di Kabupaten Bersinar.

Selama ini, Klaten dikenal sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Saban tahun, Klaten mengalami surplus produksi beras.

Baca Juga: Petani Muda Asal Wedi Klaten Kembangkan Beras Merah

Kepala DKPP Klaten, Widiyanti, mengatakan luas kawasan pertanian pangan berkelanjutan (KP2B) di Klaten sekitar 32.000 ha. Dari luasan itu, 31.000 ha merupakan sawah dan sisanya nonsawah.

Widiyanti mengatakan produktivitas padi di Klaten rata-rata 6,5 ton gabah kering giling (GKG) per ha. Sementara, produksi beras sampai dengan Juni 2022 sekitar 140.000 ton.

“Kebutuhan beras warga Klaten sekitar 61.000 ton. Klaten saat ini masih surplus beras,” kata Widiyanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya