SOLOPOS.COM - Petani Kragilan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang merawat tanaman tembakau (Beritamagelangid)

Solopos.com, MAGELANG — Petani kawasan Merbabu pilih tumpangsari tembakau dan sayuran karena kondisi cuaca yang tidak menentu dan tanaman tembakau rentan rusak dengan terpaan udara basah.

Mengutip Beritamagelang.id, Senin (5/7/2021), tiga bulan terakhir, para petani di Desa Kragilan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang sukses menjaga tanaman tembakau mereka dari kondisi cuaca yang tidak menentu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu petani Kragilan, Mukri, mengungkapkan saat ini intensitas hujan masih cukup tinggi dimana seharusnya berada di musim kemarau. Bagi petani tanaman tembakau memang menjadi varietas tanaman alternatif di musim kemarau. “Tanam tembakau kalau petani sudah menjadi naluri. Jadi kalau musim kemarau ya banyak yang tanam tembakau,” kata Mukri.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga : Jalur Masuk Kota Magelang Ditutup Selama PPKM Darurat

Pada periode Agustus mendatang tanaman tembakau di lereng Gunung Merbabu ini akan mulai memasuki masa panen raya. Selama tiga bulan sejak Juni hingga Agustus mendatang para petani biasanya bekerja ekstra merawat tanaman mereka.

Sedangkan terkait antisipasi selain dengan menjaga kesuburan tanah dan hama para petani juga menanam varietas lain di antara pohon tembakau. Jenis tanaman tumpangsari itu seperti cabai, loncang, sawi dan lainnya. “Kami tumpangsari antara tembakau dengan sayuran atau lainnya,” jelas Mukri.

Tumpangsari itu juga sebagai upaya mengurangi kerugian jika hasil dan harga panen tembakau mendatang tidak bersahabat. Namun demikian, petani tetap optimis hasil tanaman tembakau mereka akan sukses panen dan meraup keuntungan.

Baca Juga : 361 Warga Kabupaten Magelang Positif Covid dalam Sehari

Petani lain, Bagyo, mengaku beruntung dalam kondisi musim yang tidak menentu kali ini. Karena tidak semua lahan miliknya ditanam tembakau. Komoditas kentang dan cabai menjadi pilihan petani berusia 43 tahun ini. Bersama istrinya, Bagyo rutin merawat semua jenis tanaman itu. “Hanya satu kotak, ya sekitar 200-an tanaman tembakau saja. Lainnya ada lombok kentang dan seledri,” ujarnya.

Saat masa panen raya tembakau tiba para petani akan sibuk mengolah daun tembakau seperti merajang dan menjemurnya. Setelah kering hasilnya mereka jual ke pengepul. Jika harga rendah maka para petani akan menyimpannya sebagai tabungan hingga harga jual per kilo daun tembakau meningkat bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya