Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Petani yang mengolah lahan di lereng barat Gunung Merapi ini, mengatakan, ia menanam sekitar empat ribu bibit cabai merah keriting di lahan sekitar dua ribu meter persegi di kawasan tepi alur Sungai Senowo yang aliran airnya berhulu di Merapi. Dikatakannya, jika pertumbuhan tanaman bagus dengan cuaca yang mendukung, panenan bisa mencapai empat ton.
Ismanto menyebutkan, belum lama ini, harga cabai merah keriting di tingkat petani setempat berkisar Rp8.000-Rp10.000 per kilogram. Diakuinya, perkembangan cuaca di kawasan tersebut saat ini relatif kurang kondusif untuk mulai menanam cabai, karena tanaman mudah terserang hama.
“Harus lebih cermat merawatnya. Kalau kena pathek harus segera disemprot pestisida. Tanaman ini pun mudah terserang walang dan sepoh, dan juga busuk batang. Kalau ada bekicot juga harus disingkirkan, karena binatang itu memakan tanaman,” ungkapnya.
Sementara itu, seorang petani Dusun Grogol, Desa Mangunsoka Suyud, 57, mengungkapkan, sebenarnya saat ini cuaca kurang mendukung untuk petani setempat memulai tanam cabai. “Udara lembab, hujan jarang terjadi. Lalu, jika tiba-tiba hujan, hujannya sangat deras dan mudah merusak tanaman, sehingga mudah kena pathek. Tetapi saat awal musim tanam ini memang belum terkena hama itu,” katanya.
Ia mengatakan menanam sekitar sembilan ribu bibit cabai merah keriting di areal sekitar empat ribu meter persegi dengan total panenan diperkirakan lima ton. Dikatakan, usia tanaman cabainya hingga saat ini bervariasi antara 15 hari hingga 35 hari. Sekitar satu bulan lalu dirinya panen terakhir cabai dengan harga di tingkat petani Rp10.000 per kilogram. “Kira-kira nanti saat Idul Fitri sudah musim panen lagi dengan perkiraan petik antara 15 hingga 20 kali,” tuturnya.