SOLOPOS.COM - ilustrasi biji kopi (dok.solopos)

ilustrasi

KULONPROGO—Tata cara tanam di kebun petani Pegunungan Menoreh yang menerapkan tumpangsari, menghasilkan produk kopi moka alami. Kopi ini hanya dihasilkan di wilayah ini dan telah mulai dijual menjadi serbuk minuman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sekretaris Kelompok Tani Margo Mulyo Dusun Madigondo Sidoharjo Samigaluh, Sumardi mengungkapkan selama ini, petani setempat menanam jenis tanaman kopi, kakao dan cengkih secara tumpangsari di lahan yang merupakan Pegunungan Menoreh.

Ekspedisi Mudik 2024

Kebanyakan petani menanam bersebelahan dengan urutan kopi-kopi-kakao, berjarak 2,75 meter antar tanaman. “Ternyata tata cara tanam ini menghasilkan buah kopi beraroma kakao. Ini terbentuk secara alami,” jelas Sumardi, kepada Harian Jogja, belum lama ini.

Kopi aroma kakao ini ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 2010, ketika ada sejumlah warga dari luar daerah datang ke lokasi itu dan menikmati kopi buatan warga setempat.  Hal itu diakui banyak pendatang yang menikmati kopi yang diproduksi oleh ibu rumah tangga di wilayah itu.

Sumardi menduga, aroma ini dihasilkan dari pertemuan akar pohon kopi dan kakao di dalam tanah, yang ditanam bersebelahan. “Jadi, terbentuknya rasa ini secara alami, bukan pencampuran bahan,” ujarnya.

Dari penemuan ini, warga kemudian memproduksi serbuk kopi untuk minuman yang diberi nama Kopi Bio Menoreh, dengan ciri khas kopi moka. Penggunaan nama Bio Menoreh menurutnya selaras dengan cara petani memelihara tanaman kopi yakni menggunakan pupuk organik.

Ia menyebutkan, kelompok itu memiliki luasan tanaman kopi 99 hektare dengan jumlah produksi kopi mencapai 20 ton per tahun. Jenis kopi Robusta yang ditanam petani ini telah berusia 22 tahun, dan telah mengalami peremajaan dua kali, dengan metode sambung pucuk.

Namun karena keterbatasan alat produksi, saat ini jumlah serbuk minuman yang dihasilkan masih terbatas, bahkan belum bisa ditarget. “Kami sudah pernah mendapat pesanan 40 kuintal kopi bubuk, tapi belum mampu memenuhi,” katanya.

Pembimbing Klinik Konsultasi Pertanian (KKP), Prof. Mochtar Hadikusuma mengungkapkan dengan ciri khas produk tersebut, kopi Bio Menoreh menjadi kopi khas yang bisa dinikmati penggemar kopi. Saat ini, pihaknya telah mengemas Kopi Bio Menoreh berukuran 250 gram untuk dijual di kalangan penggemar kopi. Harga jualnya Rp120.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya