SOLOPOS.COM - Anggota Komisi III DPRD Kulonprogo, Jeni Widiyatmoko, dan sejumlah petani saat melihat area persawahan di Dusun Karangasem, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Pengasih, Kulonprogo, yang mengalami gagal panen pada Rabu (2/6/2021). (Harian Jogja/Hafit Yudi Suprobo)

Solopos.com, KULONPROGO -- Tanaman padi milik petani sekitar 25 hektare di Dusun Karangasem, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Pengasih, Kulonprogo mengalami gagal panen. Petani mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.

Ketua Kelompok Tani (KT) Sido Dadi, Dusun Karangasem, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Pengasih, Kulonprogo, Bingat Sudiyanto, 66, mengatakan penyebabnya kekurangan pasokan air.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lahan pertanian kering akibat mengeringnya daerah irigasi (DI) Plelen. Irigasi itu sebagai penyuplai air bagi persawahan milik petani di Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Pengasih, Kulonprogo.

"Saluran irigasi itu menjadi satu-satunya sumber air yang diandalkan petani di Dusun Karangasem. Selama ini kami cuma mengandalkan itu, tidak ada sumber lain lagi. Kalau mau buat sumur harus dalam sekali," kata Bingat, Rabu (2/6/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Gunungkidul Mulai Alami Kekeringan, 3 Kecamatan Kesulitan Air

Kerugian yang ditaksir akibat petani di Kulonprogo gagal memanen tanaman padi di lahan seluas 25 hektare tersebut sekitar ratusan juta rupiah. Kerugian dihitung mulai dari awal pengolahan padi, proses penanaman, sampai dengan pemupukan.

"Kami khawatir lahan pertanian lain di Karangasem turut terdampak. Adapun, total lahan pertanian di wilayah tersebut mencapai lebih dari 150 hektare. Dari luasan itu, 25 hektare telah dipastikan gagal panen, dan sisanya terancam puso," kata Bingat.

Seribu siasat diambil oleh Bingat dan petani lainnya di Kulonprogo. Tanaman padi yang sudah dipastikan mati akhirnya dipangkas oleh petani sebagai pakan ternak. "Ya bagaimana lagi, tanaman padi yang mati akhirnya dipangkas buat pakan ternak," kata Bingat.

Baca juga: Kematian Akibat Covid-19 Pada Lansia di Kulonprogo Capai 60 Persen

Persoalan Tahunan

Persoalan kekeringan terjadi sejak Mei 2021 sebenarnya merupakan persoalan tahunan yang harus dihadapi oleh petani di Kulonprogo. Oleh karena itu, Anggota Komisi III DPRD Kulonprogo, Jeni Widiyatmoko, angkat bicara.

"Kami prihatin dengan kondisi ini. Dampak kekeringan di masa tanam (MT) dua ini gagal panen, padahal masih fase awal musim kemarau. Sebagian sudah dipanen dini untuk pakan ternak," ungkap Jeni.

Jeni mengharapkan Dinas Pertanian Kabupaten Kulonprogo, Dinas Pekerjaan Umum dan Kawasan Permukiman maupun Dinas Lingkungan Hidup bekerja sama menyelamatkan petani. Agar persoalan kekeringan di wilayah kalurahan Sidomulyo tidak kembali terjadi di tahun berikutnya.

Baca juga: Banjarnegara Kini Punya Bandara Komersial, Resmi Beroperasi Hari Ini

"Kalau kita lihat di Kulonprogo, DI (Plelen) ini istimewa karena langsung kewenangannya ada di kabupaten, dan dengan luasan (pengairan) sekitar 198 hektare sangat jarang ada di Kulonprogo. Jadi, mohon pemerintah daerah supaya memberikan perhatian serius untuk hal ini," kata Jeni tentang nasib petani Kulonprogo.

Solusi jangka pendek bagi petani juga menjadi prioritas Jeni. Pemerintah kabupaten Kulonprogo melalui organisasi perangkat daerah (OPD) terkait diharapkan mampu mengambil langkah jitu. Agar petani tetap bisa bertahan di masa sulit ini.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan ) Kulonprogo, Aris Nugroho mengatakan dinasnya akan melakukan pemompaan air. Yakni dari daerah irigasi lain yang masih tersedia suplai air ke lahan milik petani di Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Pengasih, Kulonprogo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya