SOLOPOS.COM - Ilustrasi bawang merah (Juli Nugroho/JIBI/Bisnis)

Petani Batu segera panen bawang merah.

Madiunpos.com, BATU — Melonjaknya harga bawang merah di pasaran saat ini memberi harapan bagi petani di Kota Batu, Jawa Timur. Mereka berharap harga bawang merah tetap tinggi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Petani bawang merah di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Kateni, mengatakan selama ini wilayah Torongrejo merupakan sentra penghasil bawang merah di Batu. “Petani di Torongrejo dalam waktu dekat akan panen. Karena itu kami berharap harga bawang merah tetap stabil dikisaran Rp25.000/kg dari sebelumnya Rp10.000 per kg agar petani bisa memetik untung,” kata Kateni, Minggu (29/3/2015).

Dengan begitu, maka petani bisa menutup biaya produksi yang telah dikeluarkan sebelumnya yang relatif tinggi. Namun jika harga bawang merah keburu turun, maka keuntungan yang sudah di depan mata akan sirna. Bahkan petani mengkhawatrikan bakal merugi jika harga bawang merah turun apalagi drop.

Biaya produksi yang tinggi tidak terlepas dari pola perawatan terhadap bawang merah yang dinilai gampang-gampang susah. “Bertani bawang merah itu gampang-gampang susah terutama sewaktu musim penghujan seperti ini. Resikonya cukup tinggi akibat serangan hama maupun penyakit. Sehingga kalau harga jeblok, maka bisa kembali modal saja sudah cukup bagus,” jelas dia.

Musuh utama petani bawang merah selama penghujan adalah ulat. Setiap hari petani harus mengecek tanamannya. Karena kalau tidak dalam semalam saja daun bawang merah bisa ludes dimakan ulat.

Untuk mencegahnya petani harus melakukan penyemprotan sesering mungkin agar terhindar dari serangan ulat. Tidak hanya itu kondisi hujan yang intensitasnya cukup tinggi dalam dua bulan terakhir juga dikhawatirkan akan membuat hasil panen kurang bagus.

“Sehingga petani berharap intensitas hujan segera turun menjelang masa panen,” ujarnya.

Tingal 30 Hari
Panen bakal dilakukan pada 30 hari ke depan. Jika intensitas hujan yang turun berkurang ditambah harga bawang merah di pasaran yang stabil, maka petani pada musim panen kali ini bakal tersenyum karena bisa memetik keuntungan.

Selain hasil panen yang bagus, proses pengeringan hasil panen juga berjalan maksimal. Sehingga tidak ada bawang merah yang busuk dan berkualitas rendah.

“Petani di tempat kami sudah menerapkan pertanian semi organik yakni  memadukan pupuk organik dengan pupuk anorganik agar produksi tetap terjaga dengan baik,” ujarnya.

Ketua Kelompok Tani Gotong Royong Desa Temas Kota Batu, Sugeng, mengatakan petani bawang merah di Batu saat musim penghujan seperti sekarang ini juga dipusingkan dengan serangan hama berupa larva yang berasal dari serangga maupun lalat.

“Larva tersebut menyerang bagian daun dan menyebar dalam waktu yang singkat. Serangan larva yang cepat menyebar membuat tanaman membusuk,” tambah dia.

Untuk menanggulanginya petani harus menyemprotkan obat anti hama. Karena kalau tidak diatasi hasil panen bisa dipastikan turun hingga 30%. Per 1.200 meter lahan yang ditanami bawang merah dengan penyebaran benih sebanyak 1,2 kwintal, hasil panen bisa lebih dari 2,5 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya