SOLOPOS.COM - Anggota Dewan Pertimbangan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Sukoharjo, Choirul Rus Suparjo (tengah), menyampaikan klarifikasi terkait kasus meninggalnya pesilat remaja di Trangsan, Gatak, Sabtu (11/7/2020). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Pengurus Persaudaraan Setia Hati Terate atau PSHT Sukoharjo menyatakan pesilat remaja asal Gatak yang meninggal dunia gegara latihan silat bukan anggota perguruan silat itu. Dia tidak termasuk dalam daftar 12.000 anggota yang tercatat.

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, pesilat remaja bernama Faizal Adi Rangga, 15, tersebut meninggal dunia setelah dikeroyok saat latihan silat. Warga desa Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, itu disebut belum siap ketika diserang sehingga berdampak dirinya meninggal dunia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sementara itu, pengurus  menyebut tak mudah menjadi anggota PSHT, butuh latihan dan ujian setidaknya selama 2,5 tahun. Saat ini jumlah anggota PSHT Sukoharjo mencapai sekitar 12.000 orang.

Klaim Pengurus: Pesilat Remaja Gatak Sukoharjo yang Meninggal Bukan Anggota PSHT

Sekretaris PSHT Sukoharjo, Marjono, menyatakan jumlah anggota PSHT di Kabupaten Jamu ini kurang lebih 12.000 orang yang tersebar di 11 kecamatan. Saat ini pengurus PSHT tengah menyusun database anggota PSHT di masing-masing kecamatan dan desa.

Menurut Marjono, pesilat yang disahkan secara resmi menjadi anggota PSHT harus menjalani latihan dan ujian selama 2,5 tahun. Setelah pengesahan baru menerima kartu tanda anggota (KTA) PSHT.

“Hampir di setiap desa atau kelurahan ada lokasi latihan pencak silat PSHT. Jumlah anggota PSHT cukup banyak dan tersebar di setiap kecamatan,” ujar dia, Sabtu (11/7/2020).

10 Perguruan Pencak Silat di Sragen Kembali Dikumpulkan, Ada Perusakan Tugu Lagi?

Dualisme Kepemimpinan PSHT Sukoharjo

Sementara itu, anggota Dewan Pertimbangan PSHT Sukoharjo, Choirul Rus Suparjo, secara terang-terangan mengakui ada dualisme kepemimpinan di tubuh organisasi pencak silat tersebut. Hal itu yang menurutnya, membuat tidak semua latihan terkontrol oleh organisasinya.

Dia menegaskan pemukulan saat latihan yang dilakukan pelaku terhadap pesilat remaja asal gatak itu bukan ajaran PSHT. Menurut dia, ada organisasi lain, di luar PSHT Sukoharjo, yang memakai seragam hitam dengan lambang bunga teratai.

Kisah Rehan, ABK Asal Wonogiri yang Bergerak dengan Badan Tengkurap

“Kami keberatan jika latihan pencak silat di Gatak yang berujung maut merupakan bagian latihan PSHT Sukoharjo. Ada organisasi lain yang mengatasnamakan PSHT dengan memakai seragam hitam dengan lambang bunga teratai. Ada dualisme kepemimpinan sesuai hasil parapatan luhur [Parluh] 16 dan 17. Bisa dikatakan ilegal karena bukan resmi anggota PSHT,” kata dia saat jumpa wartawan, Sabtu.

Sebelumnya, aparat kepolisian telah menangkap sembilan pelaku yang diduga terlibat menyerang Faizal saat latihan silat. Enam pelaku di antaranya masih di bawah umur, sementara tiga pelaku lain sudah dewasa. Pemukul pesilat remaja Sukoharjo itu telah ditahan di Mapolres Sukoharjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya