SOLOPOS.COM - Ilustrasi PTM. (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah stakeholders pendidikan Jateng mengusulkan penambahan persentase kehadiran atau jumlah siswa peserta Pembelajaran Tatap Muka atau PTM Terbatas untuk jenjang SMA/sederajat menjadi 50%.

Hal itu untuk mengakselerasi pembelajaran yang belakangan banyak tertinggal karena pandemi Covid-19. Usulan tersebut telah disampaikan pada Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemerintah Provinsi (Pemprov) sejauh ini baru mengizinkan kehadiran 30% dari kapasitas total ruang kelas. Persentase itu di bawah ketentuan pemerintah pusat yang membolehkan PTM diikuti 50% dari jumlah siswa di kelas.

Pemkot Solo juga menerapkan persentase kehadiran atau jumlah peserta PTM 50% dalam pembelajaran SD dan SMP di Kota Bengawan. Kepala Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Wilayah VII Jateng, Suratno, mengatakan ada masukan dari stakeholders pendidikan untuk menambah persentase kehadiran siswa dalam PTM SMA/sederajat.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: 2 Orang Jadi Tersangka Penganiaya Gilang saat Diklat Menwa UNS Solo

Suratno mengatakan usulan itu telah dibahas dalam rapat 13 cabdin pendidikan di Jateng. Turunnya level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah menjadi salah satu pendorong agar kapasitas PTM SMA dapat ditingkatkan.

“Semua Cabdin di Jateng mengusulkan kehadiran siswa ditambah menjadi 50% sesuai arahan pemerintah pusat,” ujar Suratno kepada Solopos.com, Jumat (5/11/2021).

Selain penambahan peserta PTM, cabdin mengusulkan penambahan durasi pembelajaran tiap harinya. Sejauh ini durasi PTM di SMA/sederajat hanya berkisar dua jam per hari.

Baca Juga: Legislator DPRD Solo Dukung Pihak Ketiga Kelola Stadion Manahan

Mengejar Pembelajaran yang Tertinggal

Ia mengaku sudah melaporkan masukan itu secara resmi pada Gubernur Ganjar. “Ini masih sebatas usulan. Semoga menjadi perhatian,” ujar Suratno.

Pemkot Solo mendukung wacana penambahan persentase kehadiran atau jumlah siswa peserta PTM SMA. Wakil Wali Kota (Wawali) Solo, Teguh Prakosa, menilai persentase 30% terlalu sedikit sehingga membuat sekolah maupun siswa kesulitan mengejar pembelajaran yang tertinggal.

“Kalau yang PTM segitu terus ya kasihan, terutama SMK yang perlu praktik langsung. Kami takut mereka enggak bisa apa-apa setelah lulus,” ujar Teguh.

Baca Juga: Cerita Gibran Tak Sungkan Jajan di Warung Hik, Ini Menu Favoritnya!

Sementara itu, Pemprov Jateng dalam salah satu kesempatan menyatakan penerapan aturan 30% kehadiran atau jumlah siswa dalam PTM semata-mata untuk prinsip kehati-hatian. Pemprov tak ingin muncul klaster penularan Covid-19 saat PTM.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Suyanta, mengakui kebijakan Pemprov soal PTM berbeda dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri yang membolehkan PTM Terbatas maksimal 50%. Suyanta mengatakan kebijakan Pemprov merupakan bentuk kewaspadaan mengingat pandemi belum hilang.

“Sekolah yang sudah siap PTM pun nanti harus izin dulu, dicek dulu. Ini dalam rangka pengendalian Covid-19. Jangan sampai PTM ini menjadi klaster baru,” ujar Suyanta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya