SOLOPOS.COM - Haryono Wahyudiyanto (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Dunia baru saja disihir dengan pesona Jepang dan Korea Selatan di Piala Dunia 2022 Qatar. Dua negara Asia itu—sekali lagi—membuktikan sepak bola Asia tidak bisa dipandang sebelah mata.

Jepang menciptakan kejutan terbesar dalam sejarah Piala Dunia dengan menjungkalkan Spanyol, juara dunia 2010, dengan skor 2-1. Samurai Biru juga membuat juara dunia empat kali, Jerman, bertekuk lutut dengan skor identik di penyisihan grup.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Jepang yang kini menempati peringkat ke-24 FIFA melangkah ke babak 16 besar sebagai juara Grup E, mengungguli Spanyol, Jerman, dan Kosta Rika. Korea Selatan juga membuktikan sepak bola Asia bisa berbicara lebih banyak di pentas dunia.

Menahan imbang tanpa gol juara dunia dua kali, Uruguay, dan mengalahkan juara Eropa 2016, Portugal, dengan skor 2-1 membuat Macan Asia ini juga lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2022.

Ekspedisi Mudik 2024

Asia juga membuat kejutan ketika Arab Saudi mempermalukan Argentina dengan skor 2-1 pada laga pembuka Grup C, padahal Lionel Messi dan kawan-kawan datang ke Qatar dengan rekor tak terkalahkan sejak 2019.

Asia juga mengejutkan dunia dengan mengirimkan tiga wakil ke babak 16 besar Piala Dunia 2022, yaitu Jepang, Korea Selatan, dan Australia. Australia menjadi negara bagian Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) sejak 2006.

Australia yang datang ke Qatar harus melewati playoff antarbenua melawan Peru membuat kejutan mewakili Grup D setelah pada laga terakhir mengalahkan Denmark 1-0.

Untuk kali pertama dalam sejarah Piala Dunia, AFC meloloskan tiga wakil ke babak knockout. Hal ini belum pernah terjadi, bahkan saat Piala Dunia 2002 digelar di Asia, tepatnya di Jepang dan Korea Selatan.

Juara Tanpa Mahkota

Sebagai bagian dari Asia, Indonesia seharusnya termotivasi dengan prestasi Jepang dan Korea Selatan tampil di Piala Dunia. Segala upaya sudah dilakukan, tetap saja Garuda tidak mampu terbang tinggi mendunia. Di kawasan Asia Tenggara,  Indonesia hanya menjadi juara tanpa mahkota karena selalu kalah dalam enam kali tampil di final Piala AFF.

Sebagai pelipur lara, Indonesia mungkin bisa bercerita pernah menjadi tim pertama Asia yang tampil di Piala Dunia. Tepatnya saat Piala Dunia 1938 di Prancis dengan menggunakan nama Hindia Belanda.

Setelah merdeka, Indonesia yang merupakan satu dari 12 negara pendiri AFC hingga kini belum pernah mencicipi Piala Dunia. Di Asia, Indonesia selalu kalah bersaing dengan negara-negara jazirah Arab dan ras kuning yang menjadi langganan tampil di event empat tahunan itu.

Prestasi terbaik Indonesia di pentas dunia terjadi pada 1985-1986 saat kualifikasi Piala Dunia 1986. Indonesia nyaris terbang ke Meksiko, tuan rumah Piala Dunia 1986.

Indonesia yang saat itu diperkuat Bambang Nurdiansyah lolos ke putaran pertama dan keluar sebagai juara grup yang beranggotakan Thailand, Bangladesh, dan India. Indonesia yang tinggal selangkah ke Piala Dunia saat itu bertemu Korea Selatan dan kalah 1-6 dalam pertandingan dua leg.

Kini harapan Indonesia dan negara-negara Asia yang belum pernah tampil di Piala Dunia memiliki kesempatan lebih besar. Pada Piala Dunia 2026 yang digelar di tiga negara, yaitu Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat, jumlah peserta ditambah dari 32 negara menjadi 48 negara.

Perinciannya, Asia diberi kuota dari empat negara menjadi delapan negara, Afrika dari lima negara menjadi sembilan negara, Concacaf dari tiga negara menjadi enam negara, Conmebol dari empat negara menjadi enam negara, Eropa dari 13 negara menjadi 16 negara, dan Oseania sudah pasti mendapat kuota satu negara.

Dua kuota tersisa akan ditentukan melalui babak play-off. Indonesia harus realistis. Indonesia bisa saja tetap menjadi penonton pada Piala Dunia 2026. Persiapan empat tahun saja tidak cukup untuk membuat Garuda terbang ke Amerika Utara.

Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, beberapa waktu lalu menjadi bukti sepak bola di negeri ini masih banyak yang perlu dibenahi.

Tambahan kuota itu sebenarnya hanya bisa membuat gembira negara-negara yang selama ini sampai di fase kualifikasi terakhir yang mayoritas adalah negara di Timur Tengah dan Asia Timur.

Berdasarkan regulasi yang dikeluarkan FIFA, Indonesia harus melewati jalan panjang jika ingin lolos ke Piala Dunia 2026.  Pada babak pertama diikuti 22 tim peringkat ke-26 hingga ke-47 AFC dengan format kandang dan tandang. Sebanyak 11 pemenang lolos ke babak kedua.

Pada babak kedua, 36 tim (peringkat pertama hingga ke-25 AFC plus 11 pemenang babak pertama) dibagi menjadi sembilan grup masing-masing empat tim. Sebanyak 18 tim juara grup dan runner-up lolos ke babak ketiga sekaligus ke Piala Asia 2027.

Pada babak ketiga 18 tim dibagi menjadi tiga grup, masing-masing berisi enam tim. Juara dan runner-up (enam tim) lolos otomatis ke Piala Dunia 2026. Dua tiket tersisa diperebutkan lewat playoff Asia, enam tim peringkat ketiga dan keempat babak ketiga dibagi menjadi dua grup. Masing-masing juara grup lolos otomatis ke Piala Dunia 2026.

Sementara runner-up dari masing-masing grup playoff  Asia diadu untuk lolos ke intercontinental playoff melawan konfederasi lain demi satu tiket ke Piala Dunia 2026.

Visi 100 Tahun Jepang

Dalam mempersiapkan diri kita bisa belajar dari Jepang si Cahaya Asia.  Penampilan sensasional tim nasional  Jepang di Piala Dunia 2022 tidak terjadi secara instan.

Jepang yang saat ini menempati peringkat ke-24 FIFA dan peringkat kedua Asia membangun sepak bola dengan pengelolaan dan perencanaan yang  terukur lewat visi 100 tahun sepak bola Jepang sejak 1992.



Visi itu di antaranya membangun kompetisi dan klub profesional dengan mengubah Japan Soccer League (JSL) menjadi J Legue. Kompetisi yang bagus itu berbanding lurus dengan performa tim nasional Jepang.

Jepang tidak pernah absen dalam enam edisi Piala Dunia sejak 1998. Di kompetisi Piala Asia, Jepang menjadi negara tersukses dengan mengemas gelar juara terbanyak, yaitu empat kali.

Rencana pertama yang diumumkan oleh Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) tentang visi 100 tahun adalah rencana Jepang memiliki 100 klub profesional pada 2092. Selain itu, Jepang menargetkan menjadi juara Piala Dunia pada tahun tersebut.

Visi 100 tahun tersebut hingga kini masih dikerjakan Jepang demi tujuan pada tahun 2092. Meski di Asia telah menjadi yang terbaik, Jepang masih berambisi mengejar juara Piala Dunia, hingga memiliki 100 klub profesional.

Thailand menjadi salah satu negara yang mempersiapkan tim jangka panjang untuk tujuan tampil di Piala Dunia 2026. Tidak mengherankan pembibitan pemain muda sejak 2016 dan pengelolaan klub profesional yang dilakukan  dalam jangka panjang membuat skuat Gajah Perang, julukan Thailand, mampu menembus putaran akhir babak kualifikasi Piala Dunia 2018.

Thailand tentu menjadi salah satu negara yang tersenyum dengan penambahan kuota di Piala Dunia 2026. Jika pada kualifikasi Piala Dunia 2018 mereka bisa sampai putaran akhir, mereka tinggal membenahi kekuarangan tim agar bisa terbang ke Amerika Serikat.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 8 Desember 2022. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya