SOLOPOS.COM - Kartu prakerja (ilustrasi/bisnis.com)

Solopos.com, JAKARTA--Sejumlah peserta kartu prakerja belum menerima insentif dari pemerintah. Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja menyebut ada beberapa hal yang menyebabkan insentif itu belum cair.

Project Management Officer (PMO/manajemen pelaksana) program Kartu Prakerja menyebut sebanyak 361.214 peserta sudah menerima insentif Rp600.000 di bulan pertama pelaksanaan. Dengan begitu, masih ada 319.696 peserta yang belum mendapat insentif.

Promosi Sambungkan Senyuman, Telkomsel Beri Bantuan Paket Data & Obat-Obatan di Demak

Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja, Panji Winanteya Ruky, mengatakan total peserta program ini pada gelombang pertama hingga ketiga ada sebanyak 680.918 orang.

"Yang menuntaskan pelatihan baru sekitar 434.000 peserta. Dari 434.000 ini, 361.214 telah menerima insentif," kata Ruky kepada detikcom, Jakarta, Jumat (5/6/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Mantab! Desa Di Wonogiri Ini Siapkan Paket Wisata Perbukitan Cuma Rp50.000/Orang

Dari 319.619 orang ini, Panji mengatakan ada sekitar 34.000 peserta yang proses pencairannya terkendala. Salah satunya nomor induk kependudukan (NIK) yang didaftarkan pada mitra penyalur berbeda atau rekening yang didaftarkan atas nama yang berbeda.

"Disebabkan rekening atas NIK berbeda atau rekening tutup," ujarnya.

Jika diperinci, jumlah 680.918 peserta yang sudah melaksanakan pelatihan pada gelombang pertama sebanyak 168.111 orang. Tercatat ada 161.512 peserta yang status pekerjaannya terdampak COVID-19. Pada gelombang kedua ada 288.150 peserta. Sekitar 132.642 orang di antaranya status pekerjaannya terdampak Corona.

Tapera Bikin Heboh, Ini Para Pejabat Pengelolanya

Hindari Penyalahgunaan Insentif

Sedangkan pada gelombang ketiga, ada 224.657 peserta. Sebanyak 98.184 orang di antaranya pekerjaannya berstatus terdampak COVID-19 atau korban pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Sisanya bisa peserta yang menganggur sejak sebelum pandemi corona, wirausaha yang terdampak pandemi dan pekerja biasa," katanya.

Sekadar informasi, program Kartu Prakerja ditargetkan untuk 5,6 juta peserta dengan total anggaran Rp20 triliun. Dalam pelaksanaannya, setiap peserta mendapat total dana Rp3.550.000. Perinciannya, Rp1.000.000 untuk biaya pelatihan. Lalu insentif totalnya Rp 2.400.000 atau Rp 600.000 per bulan diberikan selama 4 bulan, dan insentif survei kebekerjaan sebesar Rp 150.000.

Memancing Pro Kontra, Program Tapera Harus Hati-Hati Dan Transparan

Panji mengatakan, sistem di program ini tidak membolehkan adanya transfer dana kepada peserta yang memiliki perbedaan data NIK kepesertaan dan NIK untuk akun e-wallet. Hal itu dilakukan untuk menjaga keamanan dan penyalahgunaan insentif tersebut.

Tiap peserta harus memiliki rekening akun e-wallet sendiri. Dan datanya sama dengan data di kepesertaaan kartu prakerja. “Pastikan, peserta memiliki akun e-wallet atas nama dirinya sendiri dan datanya sama dengan NIK untuk mendaftarkan diri di Kartu Prakerja,” katanya.

Peserta yang terlanjur menggunakan akun e-wallet dan datanya berbeda dengan data di kepesertaan Kartu Prakerja belum dapat merevisi dalam waktu dekat ini. Menurut Panji, saat ini manajemen masih mengembangkan fitur untuk pengubahan data tersebut. Pengubahan data baru dapat dilakukan ketika fitur tersebut selesai.

Adapun, mengenai pendaftaran Gelombang IV, Panji mengaku belum dapat memastikan kapan bakal dilaksanakan. Pasalnya, saat ini Komite Kartu Prakerja masih melakukan evaluasi menyeluruh terkait penyelenggaraan program tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya