SOLOPOS.COM - Miaristi (kiri), eks TKW berinvestasi di Paytren dan Condotel Moya Vidi (Kanal Anak Bangsa TV)

Solopos.com, TANGERANG — Salah satu peserta investasi Ustaz Yusuf Mansur, Miaristi, takkan berhenti mengejar dai kondang tersebut agar uang investasinya kembali. Jika tak didapatkan di dunia, ia akan mengejar sampai akhirat.

“Pak Yusuf Mansur, berhentilah merugikan umat dengan money game yang menurut para ulama haram. Soal uang saya, tergantung Ustaz. Jika di dunia ini tidak bisa dipertanggungjawabkan di akhirat akan saya tagih,” ujar Miaristi dalam perbincangan di kanal Youtube Kanal Anak Bangsa yang dikutip Solopos.com, Selasa (25/1/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kemarahan Miaristi yang di media sosial memakai nama Hilma itu didasari atas kekecewaan mendalam atas apa yang dialaminya.

Baca Juga: Didatangi Puluhan Karyawan Paytren, Yusuf Mansur Seperti Dapat Obat

Ia mengikuti dua bisnis yang digalang Yusuf Mansur yakni sebagai member di PT Veritra Sentosa Internasional (VSI) dan investasi kondominium Moya Vidi.

Miaristi yang saat itu masih bekerja sebagai di Hongkong menyetor uang puluhan juta melalui transfer kepada Yusuf Mansur.

Tak hanya itu, sebagai Star Leader Internasional VSI ia mempunyai downline hingga ratusan orang yang juga menyetor uang sebagai member VSI. Orang-orang yang kini juga merasa tertipu itu mengarahkan telunjuk kepada dirinya.

“Tahun 2014 itu kan saya Star Leader International, punya 500 orang di samping kiri dan kanan saya, belum lagi ada atasan saya juga. Karena saya Star Leader International saya merasa tidak enak dengan teman-teman, seolah-olah saya melarikan uang mereka. Padahal saya sendiri juga tertipu,” katanya menjawab pertanyaan CEO Kanal Anak Bangsa TV, Rudi S. Kamri.

Baca Juga: Eks Karyawan Paytren Minta Gaji Mereka Dibayar Yusuf Mansur

Miaristi bercerita, sebelum berinventasi dirinya lebih dulu aktif sebagai donatur sedekah untuk pondok pesantren milik Yusuf Mansur.

Di setiap pengajian yang dihadiri Yusuf Mansur di Hongkong, TKW berdonasi yang dikoordinasi oleh panitia kegiatan.

“Pada tahun 2013 Pak Yusuf Mansur menawarkan program baru, namanya VSI. Beliau memotivasi membeli Indonesia, membangkitkan ekonomi umat, agar kami setelah pulang ke Tanah Air menjadi pebisnis,” katanya.

Saat menawarkan program itu, ujar dia, Yusuf Mansur berstatus sebagai pendiri sekaligus pemilik PT VSI. PT VSI memproduksi VeritraPay (VPay), yakni portal layanan personal payment one stop service.

Member VPay yang belakangan berubah menjadi Paytren bisa dipakai untuk membayar beragam keperluan seperti listrik, TV berbayar, internet, asuransi dan lain-lain.

Baca Juga: Paytren Dinobatkan Sebagai Pengumpul Zakat Terbaik

“Tapi VPay ini tidak bisa dipakai di luar negeri, bisanya hanya di Indonesia. Padahal posisi kami kan di luar negeri. Jadi otomatis bertahun-tahun sebagai member VPay itu kami tidak pernah bisa menggunakan,” katanya.

Miaristi mengaku mengajak banyak orang terdiri atas kerabat, teman dan guru mengajinya untuk ikut menjadi member VPay. Orang-orang yang diajaknya itu ikut membeli paket program VPay. Saat akhirnya VPay itu hangus, orang-orang yang direkrutnya itu menjadi beban mental buatnya.

“Saya ambil beberapa paket, totalnya Rp60 juta. Saya juga daftarkan guru ngaji, kerabat, teman. Saat kembali ke Indonesia ternyata cashback tidak bisa dicairkan, hanya nominal-nominal di bank,” katanya.

Miarisit mengaku beberapa kali mendatangi Kantor VSI di Jl. Sukarno Hatta, Bandung pada tahun 2015 dan 2017 untuk mengurus VPay itu.

Baca Juga: Investasi Dituding Bodong, Ini Kata Ustaz Yusuf Mansur

“Tapi VPay itu tidak bisa cair karena sekarang sudah menjadi Paytren, itu juga tanpa pemberitahuan kepada kami. Alasan tidak bisa cair karena dari luar negeri ganti nomor, tapi kan data saya ada di mereka. Stafnya tidak bisa menjawab. Saya disuruh nunggu Yusuf Mansur yang katanya Magrib akan datang, tapi ternyata juga tidak datang,” katanya.

Miaristi tak hanya berinvestasi sebagai member di PT VSI. Pada 2014 ia juga mengikuti investasi apartemen untuk jemaah haji dan umrah yang dinamai Condotel Moya Vidi. Direncanakan kondominium itu berlokasi di Jl. Magelang, Sleman, DIY.

Kala itu, ujar dia, Yusuf Mansur datang ke Hongkong dan menawarkan program tersebut kepada TKW. Iming-iming yang diberikan adalah bagi hasil sewa apartemen.

Baca Juga: Getol Kritik Yusuf Mansur, Ini Target Sudarso Arief Bakuama



Ia lantas mentransfer uang senilai Rp36 juta melalui Bank Syariah Mandiri kepada Yusuf Mansur.  Ia menyebut banyak temannya yang juga ikut berinvestasi.

“Tapi tidak ada informasi setelah itu. Saya pernah mengecek dua kali ke Sleman pas pulang ke Indonesia, kok tidak ada wujudnya,” tuturnya.

Berulangkali mengurus investasinya belum berhasil tak membuat Miaristi menyerah. Ia akan terus berjuang mendapatkan kembali haknya dan juga hak teman-temannya.

“Saya berharap Pak Yusuf Mansur yang tahu agama, tidak bolehlah bikin program-program seperti itu. Jangan bikin lagi. Saya merasa banyak bersalah dengan teman-teman karena saat mereka pulang ke Indonesia VPay mereka tidak bisa diakses. Pokoknya kalau tidak selesai di dunia saya akan kejar di akhirat,” tutupnya.

Membantah

Sebelumnya, Ustaz Yusuf Mansur menegaskan proyek pembangunan Condotel Moya Vidi di Sleman bukan miliknya. Dia mengakui pernah menghadiri launching hotel tersebut namun kala itu berstatus sebagai penceramah. Dia bahkan sempat ditegur OJK tentang proyek tersebut.

“Saya beneran nggak ikutan. Bahkan saya ke Solo/Yogja untuk mengingatkan bahwa saya ditegor OJK (2012). Namun karena sudah tanggung launching dan saya sebagai penceramah, ya saya tetap datang. Saya beri arahan seperti yang diberikan OJK yakni pakai koperasi atau nggak boleh lebih dari Rp25 miliar, atau 300 orang,” jelas dia, Minggu (19/12/2021).

Baca Juga: Yusuf Mansur: Tak Salat Aja Boleh Minta, Masak yang Salat Tidak Boleh

Yusuf Mansur menambahkan, seusai acara tersebut pembangunan Condotel Moya Vidi tetap berjalan dengan dana Rp1,5 miliar. Namun akibat larangan pembangunan hotel baru di Jogja dan sebagian Jawa Tengah, akhirnya dana tersebut hangus terpakai untuk perizinan.

Informasi penundaan Condotel Moya Vidi itu pun terdengar sampai ke telinga Yusuf Mansur. Dia pun akhirnya mengganti uang investor yang mayoritas adalah jemaahnya.

“Timbul kasihan saya secara langsung-langsung aja, lalu saya katakan, saya yang ganti. Tapi saya ganti, saya bayar, bukan sebagai penanggung jawab melainkan sebagai bentuk kasih sayang dan kepedulian terhadap jamaah,” kata dia.

Ia menegaskan bahwa 95% dari investasi Rp1,5 miliar tersebut sudah dikembalikan. “Tinggal dikit saja, sebab satu dan lain hal,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya