SOLOPOS.COM - Ilustrasi Perum Griya Lawu Asri (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dok)

KARANGANYAR — Perum Perumnas Solo bakal melanjutkan pembangunan proyek perumahan Griya Lawu Asri (GLA) di Desa Jeruk Sawit, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar pada 2013 mendatang. Pembangunan proyek tersebut mandek sehingga ratusan unit rumah mangkrak dengan kondisi memprihatinkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari pantauan, hampir sebagian kondisi rumah di perumahan GLA rusak parah. Atap rumah bocor sementara pintu dan jendela rumah rusak. Karena tak berpenghuni, rumput liar dengan ketinggian sekitar 1,5-dua meter tumbuh lebat mengelilingi setiap unit rumah.

Manager Perum Perumnas Solo, Tito Eddy Heriyanto, mengatakan pihaknya telah melakukan pembahasan dengan para stakeholder terkait kelanjutan pembangunan proyek perumahan tersebut. Hasilnya, pihaknya berkomitmen melanjutkan pembangunan proyek perumahan itu pada 2013.

“Sekarang kami sedang menunggu keputusan dari pimpinan Perum Perumnas di Jakarta. Surat mengenai pembahasan kelanjutan pembangunan proyek perumahan GLA dilayangkan pada awal Agustus lalu,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Senin (8/10/2012).

Selama ini, Perum Perumnas telah membangun sebanyak 757 unit rumah yang tersebar di lima sektor. Setiap unit terdiri dari sekitar 100 unit rumah. Pembeli yang telah akad kredit rumah berjumlah 265 unit rumah. Sementara 492 unit rumah lainnya belum ada pembelinya. Pihaknya akan membangun sekitar 613 unit rumah termasuk melakukan renovasi ratusan unit rumah yang mangkrak.

“Setelah ada keputusan dari Jakarta, kami akan menginventarisir warga yang sudah melakukan akad kredit. Renovasi tetap dilakukan karena kondisi rumah tak layak,” ujarnya.

Pembeli yang sudah akad kredit rumah enggan menempati perumahan tersebut pascakasus korupsi yang melibatkan suami Bupati Karanganyar Rina Iriani SR, Tony Haryono. Pembangunan perumahan itu pun terhenti lantaran kasus tersebut.

Sementara seorang penghuni perumahan GLA, Roberth, mengungkapkan sebenarnya tidak sedikit warga yang ingin membeli rumah di perumahan tersebut. Namun, mereka mengurungkan niatnya setelah mencuatnya kasus korupsi tersebut.

Para penghuni yang berjumlah sekitar 24 keluarga mayoritas berada di sektor pertama karena berdekatan langsung dengan jalan raya. Sementara penghuni yang berada di sektor dua-empat hanya beberapa keluarga.

“Saat awal pembangunan perumahan banyak orang yang berniat membeli rumah. Pasokan air bersih dan aliran listrik belum ada padahal kebutuhan hidup utama,” tambahnya ketika ditemui pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya