SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Bisnis.com)

Pertumbuhan ekonomi DIY mengalami kenaikan.

Harianjogja.com, JOGJA — Perekonomian DIY Triwulan IV 2016 diperkirakan tumbuh dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi pada triwukan IV 2016 diperkirakan tumbuh sebesar 5,4% hingga 5,8% year or year (yoy).

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) DIY Arief Budi Santoso mengatakan, hal itu menunjukkan peningkatan dibandingkan baik pertumbuhan ekonomi DIY triwulan II 2016 yang sebesar 5,57% (yoy) maupun perkiraan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2016.

Ekspedisi Mudik 2024

“Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi DIY triwulan IV dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, masih tingginya kinerja imvestasi, dan peningkatan permintaan ekspor luar negeri,” kata dia di sela-sela Diseminasi Perkembangan Ekonomi Kuangan DIY Triwulan II 2016 dan Temu Responden Survei dan Liaison KPw BI 2016 di KPw BI DIY, Jogja, Senin (3/10/2016).

Ia menjelaskan, sementara dari sisi pemawaran, peningkatan penyelenggaraan MICE dan kenaikan jumlah wisatawan saat liburan Natal dan tahun baru mendorong pertumbuhan kinerja sektor penyediaan akomodasi dan makan minum serta sektor pedagangan. Sepanjang 2016, perekonomian DIY diperkirakan tumbuh sebesar 5,2% hingga 5,6% (yoy).

“Pertumbuhan itu meningkat dibandingkan 2015 yang sebesar 4,94 persen [yoy]. Tingkat pertumbuhan ekonomi DIY tersebut lebih tinggi dibandingkan perkiraan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,0 persen hingga 5,4 persen [yoy],” kata dia.

Kemudian, untuk sisi inflasi DIY pada 2016 diperkirakan berada pada rentang kendali target inflasi sebesar 4+-1 (yoy). Inflasi 2016 diperkirakan masih cukup terjaga meskipun terdapat kecenderungan meningkat dibandingkan 2015. Indikasi meningkatnya inflasi disebabkan oleh membaiknya daya beli masyarakat dibandingkan tahun sebelumnya sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.

Tekanan inflasi pada akhir tahun dipengaruhi oleh meningkatnya demand masyarakat seiring datangnya Hari Raya Natal dan liburan akhir tahun, khususnya pada komoditas bahan makanan dan alat transportasi. Untuk mengantisipasi adanya gejolak inflasi tersebut, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY melakukan berbagai upaya antara lain melalui identifikasi dan upaya memperpendek tata niaga bawang merah dan cabai merah di DIY, meningkatkan efektivitas operasional Kios Segoro Amarto sebagai price reference, dan meningkatkan operasi pasar permanen Badan Urusan Logistik (Bulog) melalui rumah pangan kita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya