SOLOPOS.COM - Kepala KPwBI DIY Budi Hanoto (kiri) dan Deputi Kepala KPwBI DIY Hilman Tisnawan saat menyampaikan Outlook Perekonomian DIY 2017 di ruang rapat KPwBI DIY, Rabu (8/3/2017). (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Pertumbuhan ekonomi DIY diperkirakan terus positif

Harianjogja.com, JOGJA — Perekonomian DIY diperkirakan tahun ini mengalami pertumbuhan antara 5%-5,4% dibandingkan tahun 2016. Pembangunan bandara baru yang sudah berjalan dinilai menjadi salah satu pemicu pertumbuhan investasi yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi DIY.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga : PERTUMBUHAN EKONOMI : Outlook Perekonomian DIY 2017 Diprediksi Tumbuh 5,4%

Memasuki triwulan II 2017, diperkirakan pertumbuhan ekonomi DIY menunjukkan kondisi yang baik. Tidak hanya dipicu dengan peningkatan konsumsi rumah tangga saat Ramadan dan Idul Fitri, tetapi juga pada iklim investasi.

Budi memaparkan proses pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang berlangsung saat ini telah mendorong pertumbuhan investasi DIY. Berbagai infrastruktur yang dibangun dan diperbaiki mendorong iklim perekonomian DIY menjadi lebih baik.

“Selain itu, peningkatan lapangan usaha perdagangan dan penyedia jasa akomodasi seiring meningkatnya jumlah wisatawan, akan memberi imbas positif terhadap pertumbuhan perekonomian DIY pada 2017 ini,” jelas Budi, Rabu (8/3/2017)

Kendati pertumbuhan ekonomi diprediksi membaik, risiko peningkatan inflasi masih akan mengiringi kondisi perekonomian DIY. Deputi Kepala KPwBI DIY, Hilman Tisnawan menambahkan risiko inflasi pada tahun ini diperkirakan meningkat, terutama disebabkan adanya tekanan volatile food sebagai dampak kenaikan permintaan saat Ramadan dan Lebaran, serta adanya tekanan harga komoditas administered price yakni tarif listrik dan harga BBM.

“Risiko inflasi global juga perlu diwaspadai yakni adanya tren kenaikan harga minya dunia dan komditas energi, seiring mulai membaiknya perekonomian Amerika dan China, serta tren penguatan kurs dolar yang akan memberikan tekanan terhadap barang-barang impor,” jelasnya.

Menghadapi kondisi tersebut, Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) DIY berupaya melakukan sejumlah program stabilisasi inflasi, terutama untuk barang kebutuhan pokok. Di antaranya meliputi program perbaikan pola tanam, memonitor lalu lintas distribusi barang antar daerah, hingga mendorong diversifikasi pola pangan, khususnya konsumsi cabai dan bawang segar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya