SOLOPOS.COM - Ilustrasi sawah di desa. (Solopos/dok)

Pertanian Wonogiri, pembelian pupuk dengan kartu tani dikoordinir gapoktan.

Solopos.com, WONOGIRI — Pemberlakuan kartu tani untuk menebus pembelian pupuk bersubsidi dinilai ribet oleh kalangan petani. Namun, penebusan tersebut bisa lebih mudah dengan dikoordinasikan oleh gabungan kelompok tani (gapoktan).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ketua salah satu gapoktan di Baturetno, Tomi, mengungkapkan anggota gapoktan bisa mengumpulkan kartu tani mereka ke gapoktan untuk penebusan pupuk bersubsidi.

Anggota gapoktan tidak perlu berurusan dengan distributor atau pengecer untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Mereka tetap membeli pupuk sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), namun setiap anggota dikenai biaya senilai Rp3.000 untuk dana transportasi.

“Dana itu dikumpulkan sebagai kas gapoktan,” ujarnya pada acara Persiapan Pemberlakuan Kartu Tani di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Senin (16/1/2018).

Dia menilai langkah tersebut memudahkan petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Selain anggota gapoktan tidak perlu ribet, cara tersebut juga diklaim lebih hemat karena biaya transportasi ke tempat pengecer terdekat bisa mencapai Rp10.000 untuk satu petani. Sementara pembelian secara kelompok hanya Rp3.000 untuk kas gapoktan.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Wonogiri, Safuan, menilai sah-sah saja. Dia mengapresiasi terobosan itu untuk memudahkan petani.

“Kami berharap dengan adanya kartu tani tidak membuat para petani menjadi individual karena gapoktan dan poktan telah lama kami bina,” ujar Safuan.

Dalam kesempatan itu, Safuan membeberkan HET pupuk bersubsidi 2018 yakni Urea seharga Rp1.800/kg, SP-36 seharga Rp2.000/kg, ZA seharga 1.400/kg, NPK seharga 2.300/kg, dan organik seharga Rp500/kg.

Selain itu, dia memastikan kuota pupuk bersubsidi di Wonogiri aman selama 2018 meskipun ada pengurangan 1.000 ton urea dan NPK dari alokasi tahun lalu. Alokasi Urea tahun lalu sebanyak 30.000 ton menjadi 29.000 ton. Sedangkan alokasi NPK tahun lalu sebanyak 23.000 ton menjadi 22.000 ton.

Namun, alokasi pupuk lainnya mengalami penambahan alokasi. SP-36 bertambah 65 ton dan ZA bertambah 496 ton. Penambahan alokasi paling menonjol terjadi di pupuk organik yang mencapai 5.000 ton.

Mengenai penggunaan kartu tani, dia mengungkapkan terdapat lima kecamatan di Wonogiri yang sementara waktu ini tidak bisa digunakan karena terjadi kesalahan, yakni Pracimantoro, Karangtengah, Parnggupito, Sidoharjo, dan Nguntoronadi.

“Pracimantoro dan Karangtengah sudah diinput tetapi ada kekeliruan. Padahal, setelah diinput sistem sudah itu langsung dikunci. Ini akan diselesaikan secepatnya oleh BRI,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya