SOLOPOS.COM - Petani, Sugino, 58, mengamati tanaman padi di sawahnya di Majasto, Tawangsari, Sukoharjo, Selasa (12/1/2016). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Pertanian Sukoharjo tahun ini ditargetkan meraih hasil sama dengan 2015.

Solopos.com, SUKOHARJO — Capaian produksi padi 2015 di Kabupaten Sukoharjo dinilai sangat memuaskan meski tak mencapai target. Tahun 2016 ini, Dinas Pertanian (Dispertan) Sukoharjo optimistis bisa mencapai hasil sama lantaran delapan sumur dalam yang dibangun tahun lalu sudah siap dimanfaatkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Sukoharjo, Dyah Rilawati, saat ditemui  di kantornya, Jumat (15/1/2016), menyampaikan produksi 2015 mencapai 364.887 ton gabah kering giling (GKG) atau 98,60 persen dari target 370.058 ton.

Dia menerangkan capaian tersebut menembus angka 100 persen dari target produksi 2014 yang dipatok pada 310.276 ton. Hal itu berarti produksi pada 2015 melebihi target 2014 hingga 54.611 ton. Apabila dibandingkan dengan capaian produksi 2014, capaian 2015 meningkat jauh lebih signifikan. Pasalnya, pada 2014 produksi padi berhenti di angka 310.177 ton.

“Target produksi 2015 meningkat 19 persen dari 2014. Dari 19 persen itu tercapai 17,64 persen. Ini luar biasa, karena kan luas sawah tidak bertambah tapi produksinya bisa meningkat tajam,” kata Dyah seraya menginformasikan luas sawah di Sukoharjo sejak akhir 2014 tercatat 20.814 hektare (ha).

Dyah melanjutkan target tahun ini masih sama dengan 2015. Dyah meyakini bisa mewujudkannya, karena pada 2016 Sukoharjo sudah memiliki delapan sumur dalam di empat kecamatan. Sumur itu lima unit di Weru, satu unit masing-masing di Nguter, Bendosari, dan Polokarto. Sumur dalam dibangun 2015 dengan anggaran setiap sumur mencapai Rp200 juta.

Selain itu Pemkab juga memiliki 19 unit pompa air yang secara khusus untuk menyedot air dari sungai.

Terpisah, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kelurahan Sukoharjo, Sri Sutarmi, mengatakan produksi 2015 sangat memuaskan. “Tahun lalu panen 1 ha bisa terjual Rp40 juta-Rp45 juta. Biasanya enggak sampai segitu,” kata Sri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya