SOLOPOS.COM - Para petani di Desa Mireng, Kecamatan Trucuk, mengecek kondisi jagung mereka, Selasa (11/8/2015). Mereka memilih menanam jagung dibandingkan palawija lainnya karena harga jual jagung yang lebih tinggi. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Pertanian Sukoharjo khususnya di Kecamatan Gatak beralih menanam palawija di musim kemarau.

Solopos.com, SUKOHARJO Sebagian petani di Kecamatan Gatak memilih menanam palawija selama musim kemarau. Langkah ini dilakukan lantaran tanaman palawija tak membutuhkan banyak air sehingga bisa tetap tumbuh baik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seorang petani di Desa Blimbing, Kecamatan Gatak, Mariyo, mengaku tak mau mengambil risiko dengan menanam padi selama musim kemarau. Tanaman padi membutuhkan suplai air saban hari. Padahal, pasokan air susah didapat pada musim kemarau.

“Saya menanam kacang tanah, mungkin akhir September mendatang panen,” kata dia saat ditemui Solopos.com, Rabu (26/8/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Dia memilih menanam kacang tanah di lahan persawahannya. Sementara sebagian petani lainnya menanam tanaman jagung dan ketela pohon. Dia akan kembali menanam padi saat musim penghujan datang.

Kendati demikian, tak sedikit para petani yang nekat menanam tanaman padi pada musim kemarau ini. Saat musim panen, padi yang dipanen tak maksimal lantaran kekurangan pasokan air.

Hal senada diungkapkan petani lainnya, Sukadi. Dia menanam jagung sejak awal Juli lalu lantaran jagung tak membutuhkan banyak air. Apalagi, sawah miliknya merupakan sawah tadah hujan yang sangat bergantung pada kondisi cuaca. Saat turun hujan, ia akan kembali menanam padi.

Permasalahannya, ia tidak mengetahui kapan musim kemarau akan berakhir. Tahun lalu, hujan turun pada pertengahan atau akhir Oktober. Namun, bisa jadi musim kemarau tahun ini lebih panjang dibanding tahun lalu.

“Mungkin pertengahan Oktober sudah turun hujan, namun bisa juga November bahkan Desember baru turun hujan,” tutur dia.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Sukoharjo, Nety Harjiyanti, mengatakan petani harus mengubah pola tanam dari menanam padi menjadi tanaman palawija pada musim kemarau terutama di sawah tadah hujan. Hal ini agar lahan pertanian tidak bera dan tetap menghasilkan selama musim kemarau.

“Kalau sawah yang terletak di saluran irigasi tidak masalah, tetap bisa menanam padi. Nah, kalau sawah tadah hujan sangat bergantung pada kondisi cuaca,” kata dia.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya