SOLOPOS.COM - Dam Colo (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Pertanian Sukoharjo, Penutupan dam colo tak lagi pukul 00.00 WIB, tetapi pukul 06.00 WIB.

Solopos.com, SUKOHARJO–Waktu penutupan Dam Colo di Kecamatan Nguter pada 1 Oktober dipastikan diundur dari pukul 00.00 WIB menjadi 06.00 WIB. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan peristiwa tewasnya dua pemancing ikan sesaat setelah Dam Colo ditutup pada 2015.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengunduruan waktu penutupan Dam Colo berdasar hasil sidang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumberdaya Air (TKPSDA) Jateng dan Jatim di The Alana Hotel, Colomadu, Karanganyar, Kamis (29/9/2016). Sidang itu dihadiri perwakilan Pemprov Jateng dan Pemprov Jatim, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Perum Jasa Tirta, serta Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur.

Kepala Divisi Jasa ASA IV Perum Jasa Tirta I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Erwando Rahmadi, mengatakan Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa Nguter mengusulkan agar waktu penutupan Dam Colo tak dilakukan pada tengah malam. Hal ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan menyusul tewasnya dua pemancing ikan sesaat setelah Dam Colo ditutup pada 2015.

“Ada usulan seperti itu [waktu penutupan Dam Colo pada pagi hari]. Akhirnya, forum sidang memutuskan penutupan Dam Colo dilakukan pada pukul 06.00 WIB,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (30/9/2016).

Menurut Erwando, penutupan Dam Colo merupakan agenda tahunan yang dilakukan pada awal Oktober. Dam Colo ditutup untuk kegiatan pemeliharaan bangunan selama 30 hari hingga akhir Oktober. Saat Dam Colo ditutup, ribuan orang berdatangan dari berbagai daerah saat tengah malam. Mereka mencari ikan dengan pancing dan jala di sekitar Dam Colo.

Lantaran malam hari pengawasan terhadap ribuan warga yang mencari ikan di Dam Colo kurang. “Harapannya pengawasan terhadap para pencari ikan lebih optimal jika Dam Colo ditutup pada pagi hari. Kami tak ingin peristiwa dua warga tewas tenggelam saat mencari ikan di Dam Colo kembali terulang pada 2016,” ujar dia.

Lebih jauh, Erwando bakal selalu berkomunikasi dengan pemerintah kecamatan maupun aparat kepolisian untuk mengawasi warga yang mencari ikan setelah Dam Colo ditutup. Dia juga telah menyosialisasikan penutupan Dam Colo kepada para petani.

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Perencanaan Bidang Operasi Pemeliharaan BBWSBS, Antonius Suryono, mengatakan pemeliharaan bangunan Dam Colo dilakukan dengan mengeringkan dan mengecek kondisi bangunan Dam Colo. Pengecekan juga dilakukan di sejumlah saluran irigasi induk Dam Colo. Apabila kondisi bangunan Dam atau saluran irigasi induk retak maka segera diperbaiki.

Pria ayang akrab disapa Anton ini sepakat waktu penutupan Dam Colo dilakukan pada pagi hari agar tak menimbulkan korban jiwa seperti 2015. “Tahun lalu, sesaat setelah Dam Colo ditutup ada dua warga yang tengah mencari ikan tewas tenggalam di sekitar Dam Colo. Karena itu, penutupan Dam Colo pada 2016 dilakukan pada pagi hari.

Di sisi lain, Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur, Sarjanto, mengungkapkan penutupan Dam Colo tak berpengaruh signifikan terhadap pasokan air ke lahan pertanian. Para petani menyiasati dengan mengoptimalkan mesin pompa air untuk mengairi sawah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya