SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi. (JIBI/Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone)

Pertanian Klaten mengupas keluhan petani Karangdowo.

Solopos.com, KLATEN — Petani di Kecamatan Karangdowo, Klaten, mengeluhkan air irigasi menyusut menjelang penutupan Dam Colo di Sukoharjo. Debit air hanya 3,7 meter kubik padahal seharusnya 4 meter kubik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Wilayah Klaten Timur, Wiyoto, mengatakan permintaan petani soal penundaan pengeringan selama 15 hari disepakati dengan catatan pengurangan debit. Debit Dam Colo Barat dikurangi dari empat menjadi tiga meter kubik per detik. Sedangkan Dam Colo Timur diturunkan dari 15 meter kubik menjadi 12 meter kubik per detik.

“Tapi ternyata Sabtu [16/9/2017] warga komplain karena air enggak sampai ke sini. Minggu saya ke waduk dan debit dikembalikan ke empat,” ujar dia, saat ditemui di Desa Tumpukan, Karangdowo, Rabu (27/9/2017).

Ia menjelaskan menurut hasil sidang Tim Koordinasi Pengguna Sumber Daya Air (TKPSDA) pada 19 September di Hotel Alana, diputuskan pengeringan tetap 1 Oktober. Debit air untuk Dam Colo Barat sebesar empat meter kubik dan Timur sebesar 13 meter kubik. “Tapi di lapangan debitnya hanya 3,7 meter kubik per detik,” beber dia.

Wiyoto berharap ada kejelasan soal berapa lama penundaan diperbolehkan dan kapan debit habis. Jika debit untuk Barat dan Timur habis, petani di Karangdowo mungkin mengambil air dari Kali Dengkeng. Mengenai rencana itu, Wiyoto sempat berkirim surat kepada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) untuk meminta bantuan untuk membendung aliran Kali Dengkeng.

“Kemudian air Kali Dengkeng dipompa ke Karangdowo dan Tumpukan. Kami juga bakal mengoperasikan sembilan unit sumur pantek,” terang dia.

Wiyoto menuturkan ada sekitar 600 hektare sawah terancam puso jika kekurangan air. Umur padi di Kecamatan Karangdowo dan sejumlah wilayah yang menggunakan air Dam Colo Barat rata-rata sekitar 55 hari.

Salah satu petani di Karangjoho, Sumanto, mengatakan ada penyusutan air dari Colo Wonogiri sejak Sabtu pagi kendati sejumlah sawah di wilayahnya memiliki cukup air. Air yang melewati Karangjoho untuk sementara dialihkan ke desa lain. “Untuk saat ini air di Karangjoho cukup lantaran dapat tambahan air hujan,” kata dia, Rabu.

Petani di wilayahnya membutuhkan penundaan pengeringan Dam Colo selama 15 hari untuk sampai panen. Waktu penundaan bisa berkurang jadi lima hari jika turun hujan. “Kalau sudah hujan pengeringan Dam Colo tidak masalah,” tutur Sumanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya