SOLOPOS.COM - Seorang petani asal Dukuh Ketro Tengah, Desa Ketro, Tanon, Sragen, memanen padinya yang terserang wereng di wilayah Desa Bonagung, Tanon, Rabu (10/5/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Pertanian Klaten, lahan tanaman padi seluas 311 hektare di 19 Kecamatan diserang wereng.
Solopos.com, KLATEN — Lahan tanaman padi seluas 311 hektare (ha) yang tersebar di 19 kecamatan di Klaten terserang wereng. Sementara 2.674 ha lainnyasa waspada serangan hama tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com di Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, total luas lahan yang ditanami padi di Klaten ada 24.298 ha. Hingga tengah bulan pertama (1-15) Mei, sawah seluas 311 ha di 19 kecamatan terserang wereng.
Serangan wereng paling banyak terjadi di Kecamatan Wonosari seluas 93 ha. Sementara lahan pertanian dinyatakan dalam status waspada serangan wereng seluas 2.674 ha yang tersebar hampir di seluruh kecamatan Kabupaten Bersinar.
Kewaspadaan serangan wereng itu terutama di wilayah Kecamatan Delanggu, Wonosari, Juwiring, serta Polanharjo. “Untuk yang waspada itu serangannya masih ringan. Tetapi harus dikendalikan jangan sampai meluas,” kata Koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman DPKPP Klaten, Sunarno, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (18/5/2017).
Ia mengatakan serangan wereng cepat meluas. Curah hujan tinggi menjadi salah satu pemicu perkembangbiakan wereng. “Februari serangan baru terjadi di satu kecamatan. Lalu pada Maret terjadi di enam kecamatan, April di 16 kecamatan, dan awal Mei sudah meluas ke 19 kecamatan. Faktor pemicu memang salah satunya hujan. Nah, enam hari terakhir tidak hujan mudah-mudahan mempersempit gerak wereng,” ungkapnya.
Guna mengendalikan serangan wereng, Sunarno menjelaskan dilakukan gerakan massal penyemprotan pestisida. Sekitar 1,8 ton pestisida sudah diperbantukan untuk pengendalian wereng pada Februari-April.
“Kami sinergikan pengendalian dari petani, petugas, serta kodim. Kami lakukan gerakan massal. Untuk serangan yang masih sedikit kami sarankan penyemprotan menggunakan agen hayati seperti beauveria bassiana,” urai dia.
Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura DPKPP Klaten, Joko Siswanto, mengatakan serangan wereng terjadi menyebar. “Untuk serangan sampai sepatok sawah itu tidak ada laporan. Hanya sebagian-sebagian sawah yang diserang kemudian dikendalikan agar tidak memengaruhi sekitarnya. Rata-rata yang terserang itu padi di lahan yang berada di bawah lampu penerangan,” ujar dia.
Joko menyarankan petani mengganti varietas padi yang relatif tahan serangan wereng seperti Inpari 13, Inpari 30, Inpari 33, serta Situbagendit. Hal itu dimaksudkan memutus perkembangbiakan wereng.
“Dari total luas tanam di Klaten, ada yang sudah dipanen dan mulai memasuki tanam. Kami sarankan yang mau memasuki tanam itu mengganti varietas yang tahan terhadap serangan wereng. Untuk pergantian varietas dari pemerintah ada bantuan subsidi benih,” ungkapnya.
Kepala Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Hapsoro, mengatakan serangan wereng terjadi sejak sebulan terakhir. Dari 183 ha luas lahan pertanian, sekitar 10 ha diserang wereng.
“Upaya penyemprotan sudah dilakukan sampai tiga kali. Ada lahan pertanian yang tidak bisa dinikmati hasilnya karena luasnya serangan,” kata dia.
Kades Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Sugiyono, menuturkan serangan wereng juga terjadi di lahan pertanian wilayah Keprabon. “Sudah kerap disemprot. Untuk panen Insyaallah masih bisa meski hasilnya tidak maksimal,” ungkapnya. 

 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya