SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kartu Tani bagi petani Jateng. (biroinfrasda.jatengprov.go.id)

Pemkab Karanganyar membuka layanan pengaduan kartu tani via telepon atau WA.

Solopos.com, KARANGANYAR — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar membuka diri terhadap keluhan petani tentang kartu tani. Petani dapat mengakses nomor 081233002125 via telepon maupun aplikasi Whatsapp (WA) untuk mengadu soal kartu tani.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemerintah mengumumkan nomor itu saat mengumpulkan petani, pengecer, distributor pupuk, pengawas pupuk, dan lain-lain di Aula DPUPR Karanganyar pada Selasa (13/3/2018). Nomor itu adalah nomor pelayanan aduan kartu tani.

Pjs Bupati Karanganyar, Prijo Anggoro Budi Rahardjo, menjajal langsung nomor tersebut di hadapan peserta acara. Dia juga mempersilakan salah satu peserta acara menjajal nomor tersebut.

“Sudah ya, nomor sudah bisa dihubungi. Ini perlu dicek supaya betul-betul bahwa nomor itu ada dan bisa dihubungi. Jadi kalau ada aduan, silakan akses nomor itu,” kata Prijo Anggoro saat memberikan sambutan.

Tetapi, dia mengingatkan operator pelayanan aduan itu manusia sehingga mungkin tidak bisa menyelesaikan semua masalah tentang kartu tani. Dia juga meminta dinas terkait memasang pengumuman tentang cara mengambil pupuk, transaksi, dan lain-lain. Harapannya, pengumuman itu memudahkan petani.

“Ini kami undang orang pemerintah provinsi untuk mendengar langsung keluhan masyarakat. Ketersediaan pupuk sesuai alokasi rencana definitif kebutuhan kelompok [RDKK],” tutur Pjs Bupati.

Kepala Dinas Pertanian, Supramnaryo, menyampaikan acara tersebut diselenggarakan untuk memperlancar pelaksanaan kartu tani. Dia menjelaskan kartu tani adalah upaya pemerintah menyempurnakan distribusi pupuk subsidi.

Program itu dimulai di Jawa Tengah pada 2015. Di Karanganyar terdapat 1.167 kelompok tani dengan total petani 62.000 orang. Supramnaryo menyebut 62.000 orang petani itu yang terdaftar.

“Mungkin masih ada yang belum terdaftar. Di Karanganyar ada 183 pengecer. Pemerintah bekerja sama dengan BRI Karanganyar, Slamet Riyadi cabang Sudirman, dan Kartasura,” tutur dia.

Alokasi pupuk di Karanganyar untuk urea 20.000 ton, SP36 5.285 ton, ZA 7.700 ton, NPK 17.500 ton, dan petroganik 8.500 ton. Supramnaryo mengklaim penyaluran 15%. Dia mengklaim 183 pengecer di Karanganyar sudah mendapatkan mesin EDC dari BRI.

“Harapan kami penyerapan lebih cepat. Awal musim tanam bisa tersalurkan supaya bisa meningkatkan produksi pertanian,” jelas dia.

Sementara itu, salah satu petani yang tergabung dalam kelompok tani di Karanganyar, Larsito, menuturkan belum memanfaatkan kartu tani miliknya. Dia mengaku menunggu perintah dan bingung bagaimana menggunakan kartu tersebut. Kendala lainnya adalah kebutuhan pupuk tidak sesuai dengan subsidi yang diberikan pemerintah.

“Ada teman mengeluh kok ribet pakai kartu. Kami paham, kartu memudahkan dan mengantisipasi kebocoran pupuk. Tapi ada yang bingung cara memakai. Sudah sosialisasi, tetapi belum semua paham. Ada juga kebutuhan petani berapa, tetapi yang disubsidi berapa. Oleh karena itu, petani membeli pupuk tanpa kartu,” ujar dia saat dihubungi , Selasa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya