SOLOPOS.COM - Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi [tengah] saat mengikuti kegiatan menanam cabai di Dusun Logandeng, Desa Logandeng, Kecamatan Playen bersama, Jumat (14/7/2017). (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Pertanian Gunungkidul musim ini disiapkan untuk palawija

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Dinas Pertanian dan Pangan medorong optimalisasi lahan kering untuk ditanami palawija. Ratusan hektar lahan pun telah disiapkan untuk perluasan tanaman palawija, khusunya cabai, bawang merah dan bawang putih.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan sebagian besar areal pertanian di Gunungkidul merupakan lahan tadah hujan. Oleh sebab itu, pemerintah mendorong petani untuk mulai memaksimalkan lahan kering untuk  ditanami palawija.

“Melalui Program upaya khusus (Upsus) dengan menanam cabai, dan bawang. Untuk cabai sendiri telah disiapkan lahan 116 hektare,” katanya saat mendampingi Wakil Bupati Immawan Wahyudi dalam kegiatan menanam cabai di Dusun Logandeng, Desa Logandeng, Kecamatan Playen bersama, Jumat (14/7/2017).

Melalaui program tersebut, sekarang petani mengoptimalkan lahan dengan sedikit air untuk mengembangkan komoditas seperti cabai, bawang merah dan bawang putih. Namun demikian, menanam palawija menurutnya tidak mudah. Minimnya pasokan air dan persoalan klasik, yakni jatuhnya harga pada saat musim panen masih menghantui petani.

Menyikapi sejumlah persoalan ini, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul memberikan dukungan  dengan sejumlah program bantuan. Tahun ini dan tahun depan akan ada bantuan meliputi pembagian bibit, pupuk organik dan plastik mulsa.

“Tahun ini bantuan bawang merah sebanyak 50 ton benih untuk 50 hektare di 41 kelompok yang tersebar di sejumlah wilayah,” ungkapnya.

Khusus di Dusun Logandeng, pemerintah menyiapkan lahan sekitar satu hektare. Lahan milik kas desa ini ditanami cabai jenis Serambi. Lahan tersebut akan dikelola oleh masyarakat melalui  Kelompok Tani Gemah Ripah.

Ketua Kelompok Tani Gemah Ripah, Dusun Logandeng, Sungkono mengatakan dengan adanya bantuan dari pemerintah, dia berharap Desa Logandeng kembali menjadi sentra palawija. “Dulu dikenal sebagai sentra benghasil bawang putih. Namun sekarang sudah tidak lagi. Ada banyak persoalan, salah satunya saluran air rusak,” katanya.

Tidak hanya kendala pasokan air, petani juga mengeluhkan harga jual pada saat musim tanam. Oleh sebab itu, dengan adanya bantuan dari pemerintah berupa lahan, bibit, pukuk dan yang lain, tingkat resiko kerugian menjadi berkurang.

Menurut dia, pada musim kemarau seperti saat ini, petani di desanya mau tidak mau akhirnya menanam palawija. Pada musim tanam ke tiga seperti sekarang ketersediaan air tidak merata.

“Belum lagi kendala lahan pertanian. Di sini tanah liat, mungkin pemerintah dapat pengadaan mesin pertanian,” kata Sungkono.

Sementara itu, Wakil Bupati Immawan Wahyudi siap mendukung penuh petani dan membantu mengatasi persolan yang selama ini dihadapi.“Saya mendukung Logandeng untuk menguatkan kembali tradisi menanam bawang merah dan putih,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya