SOLOPOS.COM - Ilustrasi waduk. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Pertanian Boyolali, seribuan hektare sawah tak dapat jatah air karena saluran irigasi tersier Waduk Cengklik tidak berfungsi.

Solopos.com, BOYOLALI — Para petani di wilayah saluran irigasi Waduk Cengklik Boyolali menginventarisasi persoalan krusial air di wilayah mereka. Salah satunya tak berfungsinya saluran irigasi tersier sepanjang 50 km di wilayah Waduk Cengklik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal ini berdampak pada seribuan hektare lahan pertanian di wilayah Cengklik tak mendapatkan jatah air. Berdasarkan data yang dilansir Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air (GP3A) Waduk Cengklik, Senin (13/2/2017), saluran tersier yang sudah tak berfungsi itu berada di wilayah Desa Manggung, Kismoyoso, Giriroto, Sembungan, Potronayan, Jeron, Desa Potronayan.

Totalnya ada 50 km saluran tersier yang tak berfungsi. “Ini masalah serius yang harus segera ditangani,” ujar Sekretaris GP3A Waduk Cengklik, Slamet Wiyono, kepada Solopos.com, Senin (13/2/2017).

Slamet menjelaskan ada seribuan hektare lahan yang tak kebagian jatah air akibat saluran irigasi tersier yang rusak itu. Lahan-lahan tersebut berada di Desa Potronayan seluas 74 hektare, Desa Sembungan seluas 175 hektare, Desa Jeron seluas 225 hektare, Giriroto seluas 156 hektare, Desa Kismoyoso seluas 150 hektare, dan Desa Manggung seluas 150 hektare. “Totalnya ada seribuan hektare lahan yang tak kebagian air,” terangnya.

Tak berfungsinya lahan tersebut terjadi secara masif pascareformasi. Banyaknya lahan-lahan pertanian yang tak tergarap, kata dia, menambah percepatan kerusakan saluran irigasi tersier. Selain itu, tak adanya kepedulian petani atas keberadaan saluran irigasi juga menjadi catatan sendiri GP3A.

“Sekarang mencari generasi petani yang cakap dan peduli atas keberadaan saluran air sangat minim. Akibatnya, saluran irigasi pertanian lekas rusak dan tak berfungsi seperti yang terjadi saat ini,” tambahnya.

Ketua GP3A Waduk Cengklik, Samidi, membenarkan hal itu. Menurut sesepuh petani di wilayah Ngemplak ini, kerusakan saluran irigasi tersier adalah masalah pertanian nasional. “Ini menjadi rentetan persoalan krusial dunia pertanian. Setelah banyak kawasan sempadan di saluran irigasi primer dijadikan permukiman, kini saluran irigasi tersier malah rusak semua dan sudah tak berfungsi. Hasil pendataan kami mencapai 50 km saluran tersier yang rusak,” terangnya.

Samidi berjanji segera menyampaikan masalah itu kepada Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat. GP3A Waduk Cengklik, tegas Samidi, telah diamanahi dari pemerintah pusat untuk menghidupkan kembali saluran irigasi agar sampai ke Giriroto, desa tempat kediaman keluarga Presiden tinggal.

“GP3A Waduk Cengklik ini sudah menjadi percontohan nasional. Kami sudah ditugasi untuk mengembalikan saluran tersier agar berfungsi hingga ke Desa Giriroto,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya