SOLOPOS.COM - Bendungan Irobayan di Desa Gagak Sipat kondisinya sangat memprihatinkan karena sedimen cukup tinggi dan banyaknya semak belukar. Foto diambil Rabu (14/6/2017). (Aries Sunsanto/JIBI/Solopos)

Pertanian Boyolali khususnya di Ngemplak salah satunya terkendala oleh sedimentasi di Bendungan Irobayan.

Solopos.com, BOYOLALI–Tumpukan sedimen di Bendungan Irobayan Ngemplak, segera dikeruk pada bulan ini. Anggaran yang disiapkan untuk proyek revitalisasi saluran irigasi pertanian itu senilai Rp800 jutaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Demikian salah satu hasil rapat para penyuluh pertanian dengan Perhimpunan Petani Pengguna Air (P3A), serta sejumlah pejabat terkait lainnya. Dalam rapat tersebut, juga diterangkan bahwa proyek pengerukan dimulai dari hulu hingga ke hilir. Selain itu juga dilakukan perbaikan sejumah pintu air yang dianggap tak layak atau telah rusak.

Koordinator Perwakilan Balai (Koperbal) Pengawas Sumber Daya Air (PSDA), Walduwi, mengatakan program tersebut sangat tepat sasaran. Pihaknya sebagai petugas pemangku wilayah sangat mendukung program tersebut. Pihaknya juga memberikan lampu hijau kepada petani yang ingin mengganti pintu air di wilayah PSDA yang dianggap telah rusak.

“Silakan saja diperbaiki. Kami setuju saja. Tak perlu waswas soal perizinannya. Selama untuk kebaikan petani, silakan saja,” ujarnya selepas acara pertemuan di Balai Desa Gagak Sipat, Ngemplak, Rabu (5/7/2017).

Dalam rapat terungkap bahwa dana perbaikan dan pengerukan sedimentasi Irobayan ditaksir senilai Rp800 juta. Dana itu diambilkan dari bantuan Water and Irrigation Sector Managemment Program Phase (WISMPP). WISMPP merupakan lembaga penyalur bantuan bank dunia untuk program stimulasi terhadap kemampuan lembaga dan institusi pelaksana pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan.

“GP3A dapat kucuran Rp800 juta untuk perbaikan irigasi Irobayan sepanjang 200-an meter. Bantuan itu sudah diajukan sejak beberapa tahun lalu,” ujar Ketua Gabungan Perhimpunan Petani Pengguna Air (GP3A) Tri Mandiri, Samidi di sela-sela acara.

GP3A selama ini telah mulai mengidentifikasi permasalahan saluran irigasi, antara lain tingginya sedimentasi yang dan kerusakan bangunan. Identifikasi dimulai dari saluran irigasi Irobayan sampai ke hulu sepanjang 1 km.

Sejumlah kerusakan saluran irigasi akan dicor kembali. Sementara, masalah sedimentasi akan dikeruk dengan alat berat backhoe. “Karena keterbatasan anggaran, perbaikan baru sepanjang 200-an meter,” tambahnya.

Seperti diketahui, sedimentasi dan tanaman belukar di Irobayan tumbuh lebat hingga nyaris tanpa air tersisa. Sedimentasi itu bahkan nyaris menyerupai pulau tak berpenhuni. Semak belukar dan tanaman pisang tumbuh lebat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya